Kediri (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mengungkapkan sebanyak 55 orang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue selama Januari 2019.
"Total jumlah penderita kini mencapai 3.686 orang dengan 55 orang meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Kohar Hari Santoso saat berkunjung ke Puskesmas Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Minggu.
Kadinkes datang ke Kabupaten Kediri, karena jumlah kasus yang ditemukan di kabupaten ini cukup menonjol, sehingga dinas kesehatan provinsi memberikan perhatian khusus.
Sejak Januari hingga 2 Februari 2019, jumlah temuan kasus DBD di Kabupaten Kediri mencapai 416 kasus, dengan 12 orang di antaranya meninggal dunia.
Dari hasil evaluasi yang telah diterimanya, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri sudah melakukan berbagai upaya, misalnya dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Namun, Kadinkes meminta PSN lebih digalakkan lagi secara massal dan terjadwal, terutama di daerah endemis demam berdarah.
Selain itu, ia juga mengatakan pembersihan berbagai sarana yang bisa menampung air disertai dengan digosok. Jika hal itu rutin dilakukan, misalnya satu pekan sekali, telur nyamuk bisa bersih sehingga tidak sempat berkembang menjadi nyamuk dewasa.
Kohar juga menambahkan, sejumlah warga dilaporkan ada yang menolak kunjungan tim pemantau jentik dengan alasan akan membersihkan diri.
Jika hal itu dilakukan bisa bermanfaat, namun jika tidak dilakukan bisa menjadi media berkembang biak nyamuk pembawa virus demam berdarah, yakni nyamuk Aedes Aegypti.
"Menurut laporan ada yang menolak ketika ada petugas. Warga cepat beralasan sudah dibersihkan bahkan ada yang pintu rumahnya ditutup. Monitoring itu harus dilakukan, dari aparatur ke rumah penduduk apa masih ada jentik nyamuk di rumahnya, karena yang membawa virus itu nyamuk," kata dia.
Kadinkes juga menganjurkan agar masyarakat mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung gizi tinggi, sehingga daya tahan tubuhnya juga lebih kuat terhadap berbagai serangan penyakit.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Adi Laksono menambahkan, jumlah kasus yang ditemukan di kabupaten ini memang cukup tinggi dan pemkab masih mengkaji apakah kasus itu sudah bisa dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Namun, ia menegaskan pemkab tetap berupaya menggerakkan masyarakat agar intensif melakukan berbagai langkah mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk demam berdarah.
Di Kabupaten Kediri masih terdapat sejumlah daerah yang berwarna merah, artinya masih ditemukan jentik nyamuk di rumah warga. Sejumlah daerah itu misalnya Kecamatan Ngadiluwih, Kras, dan Tarokan.
"Yang penting bukan KLB tapi 'action', gerakan masif sehingga diharapkan kasus turun. Kalau dibandingkan Januari 2016, masih rendah. Sementara pada Januari 2016 itu ada 480 kasus, ini Januari-Februari 2019 sebanyak 416 kasus," kata Adi.
Ia juga menegaskan, jumlah temuan dari Kabupaten Kediri relatif tinggi sebab saat ini pelaporan juga lebih cepat. Pihak rumah sakit langsung dengan sigap melapor jika ada temuan penyakit demam berdarah, baik ke dinas kesehatan di kabupaten maupun provinsi lewat jajaring sosial "whatsapp" (*)