Malang (Antaranews Jatim) - Sedikitnya 40 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang menjalani program kuliah kerja nyata (KKN) Tematik memilih untuk melakukan rehabilitasi fasilitas umum sebagai dampak bencana gempa bumi di Palu, Sigi dan Donggala.
Salah satu fasilitas umum yang direhabilitasi adalah pendirian kembali Rumah Sakit Siti Fadhilah Supari Pembina Kesejahteraan Umat (PKU) Muhammadiyah Palu. Pembangunan kembali rmah sakit tersebut dilakukan sejak Kamis (17/1).
"Rumah sakit yang sempat vakum beroperasi ini kembali dihidupkan dengan menambah sumber daya manusia dari relawan," kata Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Dr Agus Taufiqurrahman dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Selain itu, rumah sakit tersebut dipakai sebagai pusat pendistribusiaan obat-obatan ke sejumlah wilayah yang dapat terjangkau.
"Kami mengapresiasi kinerja seluruh relawan (mahasiswa KKN). Alhamdulillah Muhammadiyah mendapatkan apresiasi dari masyarakat Palu atas kegiatan relawan bencana. Kami dari relawan pusat PP Muhammadiyah mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan," ujarnya.
Sejak Selasa (15/1) lalu, beberapa mahasiswa UMM asal Fakultas Kesehatan ditempatkan di Rumah Sakit untuk membantu kegiatan di Rumah Sakit tersebut. Mulai dari pengecekkan kesehatan hingga pemulihan trauma korban atau psikososial.
UMM memberangkatkan 40 mahasiswa yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum dan Fakultas Kesehatan. Mereka tersebar di 6 pos pelayanan (Posyan).
Beberapa Posyan itu antara lain Posyan Donggala Kodi, Pantoloan, Desa Wani, Desa Bobo, Sidera dan Tawaeli. Kegiatan kerelawanan ini bekerjasama dengan Muhammadiyah Disaster Managemen Center (MDMC) yang lebih dulu berada di lokasi.
Selain melakukan pelayanan kesehatan dan psikososial, para relawan juga memberi pembekalan kewirausahaan melalui pemanfaatan potensi daerah, seperti di Pantoloan sebagai daerah penghasil banyak buah nanas.
Pendampingan relawan di Pentoloan, melatih masyarakat membuat produk selai. Tidak hanya mengajarkan proses pembuatan selai, tapi juga mendampingi proses pengemasan, distribusi, hingga produk sampai di konsumen.
"Harapan kami melalui pelatihan dan berbagai kegiatan kami nantinya bakal membangkitkan semangat para korban. Juga mengembalikan kemandirian masyarakat untuk bekerja seperti sebelum terjadi bencana," kata Humas kelompok KKN Tematik, Rizky Fariza Alfian.
KKN di UMM, selain dijalankan melalui skema diterjunkannya mahasiswa di wilayah terdampak bencana, UMM juga mengirim mahasiswanya untuk mengikuti KKN Internasional. KKN ini diikuti 27 mahasiswa yang tersebar di tujuh negara, yakni Malaysia 7 orang, Thailand 12 orang, Kamboja 1 orang, Nepal 1 orang, Sri Lanka 4 orang, Polandia 1 orang, dan Ukrainia 1 orang. *
Mahasiswa KKN UMM Rehabilitasi Fasilitas Umum di Palu
Sabtu, 19 Januari 2019 8:12 WIB
Selain melakukan pelayanan kesehatan dan psikososial, para relawan juga memberi pembekalan kewirausahaan melalui pemanfaatan potensi daerah, seperti di Pantoloan sebagai daerah penghasil banyak buah nanas.