Madiun (Antaranews Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menggelar kegiatan mobile clinic guna menjaring kasus temuan baru penyebaran HIV/AIDS di kalangan orang berisiko tinggi di wilayah setempat.
"Kegiatan mobile clinic tersebut dilakukan setiap tiga bulan sekali. Sasarannya adalah kalangan berisiko tinggi penyebaran HIV/AIDS, seperti PSK dan waria di tempat-temat hiburan malam," ujar Kabid Pencegahan Penyakit dan Upaya Kesehatan (P2UK) Dinkes Kabupaten Madiun Agung Tri Widodo kepada wartawan di Madiun, Sabtu.
Menurut dia, terdapat lima wilayah yang menjadi lokasi pelaksanaan mobile clinic di Kabupaten Madiun, yakni Saradan, Muneng, Pilangkenceng, Jiwan, dan Sambirejo.
Lokasi tersebut dipilih karena merupakan tempat kalangan berisiko tinggi HIV/AIDS beroperasi atau mangkal, di antaranya di sejumlah tempat hiburan malam dan warung remang-remang.
"Kami mencegah adanya perluasan titik penularan HIV/AIDS, makanya bentuk pendampingan yang kami lakukan adalah imbauan agar selalu menggunakan pengaman ketika berhubungan seksual," kata dia.
Ia menjelaskan, pada tahun 2018, ada sembilan temuan baru kasus HIV/AIDS yang berhasil dijaring melalui kegiatan mobile clinic. Sedangkan temuan baru lainnya diketahui melalui pemeriksaan di klinik VCT, pemeriksaan darah di PMI, dan lainnya.
Data Dinkes Kabupaten Madiun mencatat secara total jumlah penderita HIV/AIDS di wilayah setempat sejak ditemukan pertama kali tahun 2002 hingga akhir 2018 sekitar 650 orang. Namun, dari jumlah tersebut ada penderita yang telah meninggal dunia.
Agung Tri Widodo menambahkan, selain menjaring temuan kasus baru, mobile clinic juga melayani penanganan pengobatan antiretroviral (ARV) seumur hidup yang ditanggung lembaganya secara gratis, konsultasi, dan pembinaan lainnya yang berhubungan dengan HIV/AIDS.
Meski kebanyakan kasus HIV/AIDS yang ditemukan di wilayah Kabupaten Madiun adalah warga pendatang, namun pihaknya terus berupaya agar temuan HIV/AIDS di Kabupaten Madiun secara total dapat berkurang. (*)