Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mendeteksi tren peningkatan kasus HIV pada kelompok usia remaja dalam beberapa tahun terakhir.
"Ya, kami kini memberi perhatian lebih pada skrining dan edukasi bagi kelompok usia remaja, karena ada tren peningkatan kasus dalam beberapa tahun terakhir," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Tulungagung Desi Lusiana Wardani di Tulungagung, Selasa.
Menurut Desi, secara kumulatif temuan HIV pada kelompok usia remaja mencapai 524 kasus.
Meski proporsinya masih kecil, yakni sekitar 15–20 persen dari temuan tahunan, jumlahnya terus meningkat. Perubahan perilaku seksual remaja menjadi salah satu faktor yang perlu diwaspadai.
Ia menjelaskan edukasi pencegahan kini dilakukan menyasar sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan. Program ini bertujuan mendorong pemahaman remaja terkait risiko penularan dan cara pencegahannya.
"Ketika mereka tahu cara mencegah, harapannya perilaku berisiko tidak dilakukan hingga dewasa," katanya.
Dari sisi tren tahunan, temuan kasus baru HIV di Tulungagung sempat melonjak pada 2018 dengan 390 kasus.
Angka tersebut menurun pada 2020–2022 karena pembatasan mobilitas, namun kembali naik pada 2024 dengan 395 kasus.
Meski demikian, lanjut Desi, positivity rate HIV di Tulungagung menunjukkan penurunan signifikan. Tahun 2018 angka positivity rate tercatat 3,10 persen, sedangkan per September 2025 turun menjadi 1,01 persen.
"Jumlah tes HIV terus kami tingkatkan. Artinya kesadaran masyarakat untuk tes makin tinggi, dan skrining makin luas untuk mengungkap fenomena gunung es. Ini penting agar penularan dapat dihentikan," katanya.
Dinkes menyebut penurunan positivity rate menjadi indikasi efektifnya perluasan skrining dan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri secara mandiri maupun melalui layanan kesehatan.
