Tulungagung (Antaranews Jatim) - Pelaksana Tugas Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo menegaskan komitmennya untuk terus mendukung optimalisasi penanggulangan bahaya penularan penyakit HIV/AIDS di daerahnya yang saat ini jumlah penderitanya telah menembus angka 2.246 jiwa.
"Saya sudah instruksikan kepada jajaran Dinkes bekerja sama dengan KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) dan pemangku kepentingan terkait untuk mengambil langkah-langkah terbaik guna menanggulangi bahaya penyebaran virus HIV/AIDS," kata Maryoto Bhirowo kepada wartawan di Tulungagung, Senin.
Komitmen Maryoto itu ditunjukkan dengan cara hadir pada acara sarasehan memperingati Hari AIDS se-Dunia pada akhir pekan lalu.
Menurut ia, lonjakan kasus penularan HIV/AIDS di Tulungagung lebih banyak disebabkan perilaku seks bebas.
"Segala upaya yang dilakukan itu perlu dukungan semua pihak, baik keluarga, masyarakat maupun para alim ulama untuk pembinaan mental dan spiritual mereka," katanya.
Sementara itu, Kepala seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tulungagung Didik Eka menambahkan, temuan kasus Orang Dengan HIV/AIDS (ADHA) di Kota Marmer (julukan Tulungagung) tahun 2018 bertambah 213 ODHA.
Jika diakumulasi dari tahun 2006, maka total sebanyak 2.084 ODHA. Sedangkan jumlah ODHA yang meninggal hingga kini tercatat sebanyak 383 jiwa.
Total jumlah ODHA yang teridentifikasi Dinkes dan KPA Tulungagung saat ini terhitung dari 2006 hingga Oktober 2018.
"Ada beberapa ODHA yang belum ditemukan pada tahun-tahun sebelumnya dan baru ditemukan sekarang. Jadi jumlahnya juga meningkat," katanya.
Dengan adanya temuan-temuan ini, Didik Eka berharap akan memudahkan petugas kesehatan dalam melakukan pemantauan untuk menjaga kualitas hidup ODHA.
Masalahnya, ODHA yang saat ini telah teridentifikasi didominasi golongan usia produktif, yakni usia 25 hingga 29 tahun.
Gaya hidup bebas pada era sekarang ini menjadi salah satu penyebab laju penularan kian virus HIV kian cepat.
"Usia produktif masih mendominasi, pengaruh gaya hidup seperti seks bebas masih menjadi faktor penularan utama," ujarnya.
Didik menuturkan, hubungan seksual yang tidak terproteksi masih mendominasi penularan HIV/AIDS, yakni sebesar 97 persen. Sedangkan 2 persen ditularkan dari ibu hamil kepada anak dan sisanya karena penggunaan jarum suntik secara bergantian.
Untuk menekan angka ODHA agar tidak meningkat dan ODHA tetap dapat bertahan, berbagai upaya dilakukan Dinkes Tulungagung, misalnya pemberian obat antiretroviral (ARV), program perawatan dukungan dan pengobatan (PDP) di puskesmas dan rumah sakit, menyediakan fasilitas tes HIV di seluruh puskesmas dan rumah sakit, serta melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
"Memang tetap diperlukan kesadaran masyarakat juga untuk memutus rantai agar jumlah ODHA tidak bertambah," katanya. (*)