Madiun (Antaranews Jatim) - Kenaikan harga beras yang terjadi jelang akhir tahun 2018 telah memicu laju inflasi bulan November di Kota Madiun, Jawa Timur sebesar 0,34 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) mencapai 131,76.
"Beras terpantau sudah fluktuatif sejak minggu pertama di bulan November. Meski kenaikannya hanya sebesar 2,27 persen, namun hal itu sudah cukup signifikan untuk mengerek laju inflasi karena beras merupakan penimbang berat dari sejumlah komoditas yang dipantau terkait bahan pangan," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Firman Bastian saat menggelar jumpa pers di kantornya Madiun, Rabu.
Selain beras, komoditas lainnya yang memicu terjadinya inflasi adalah besi beton, bawang merah, daging ayam ras, bensin, mobil, wortel, pisang, telur ayam ras, dan rokok kretek filter.
Menurut dia, inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada enam dari tujuh kelompok pengeluaran.
Yakni, kelompok bahan makanan tercatat terjadi inflasi sebesar 0,91 persen; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,33 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,36 persen; dan pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,04 persen.
Kemudian, kelompok sandang sebesar 0,15 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17 persen.
"Sedangkan yang mengalami deflasi adalah kelompok kesehatan sebesar -0,36 persen yang dipicu oleh menurunnya harga obat," kata dia.
Sementara, komoditas yang memberikan andil menekan laju inflasi di antaranya adalah, obat dengan resep, nangka muda, bawang putih, sawi hijau, anggur, semangka, minyak goreng, kol putih, buah pir, dan tongkol pindang.
Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Provinsi Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar 0,40 persen, diikuti Kota Malang sebesar 0,37 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen.
Kemudian Kota Madiun sebesar 0,34 persen, Kabupaten Jember sebesar 0,27 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,26 persen, Sumenep sebesar 0,24 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,21 persen.
Pada bulan November 2018, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,27 persen. Sehingga inflasi Kota Madiun 0,34 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi Jatim. Ia berharap Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Madiun bertindak maksimal agar inflasi di daerah Kota Madiun pada Desember dapat ditekan. (*)