Madiun, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan angka inflasi di Kota Madiun, Jawa Timur, pada periode Maret 2025, yang bersamaan dengan momentum Ramadhan, mencapai 1,41 persen.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan andil inflasi yang cukup tinggi yakni mencapai 0,81 persen," ujar Kepala BPS Kota Madiun Abdul Aziz di Madiun, Jatim, Rabu.
Di posisi kedua, ada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau yang memberikan andil inflasi sebesar 0,45 persen.
Menurut Aziz, angka inflasi di Kota Madiun disebabkan oleh sejumlah peristiwa yang terjadi selama Maret 2025. Antara lain, berakhirnya diskon tarif listrik yang diberikan oleh pemerintah pusat. Diskon tarif listrik hingga 50 persen berlaku hanya pada Januari-Februari 2025.
Selain tarif listrik, inflasi secara bulanan di Kota Madiun juga dipicu kenaikan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok, seperti cabai rawit, bawang merah, daging ayam, beras, dan buah pepaya.
Untuk bawang merah, inflasi dipicu oleh produksi yang mengalami penurunan pada Februari dan Maret 2025, yang salah satunya disebabkan oleh tingginya curah hujan hingga menyebabkan banjir di beberapa sentra produksi.
Sementara, penekan inflasi adalah penurunan sejumlah komoditas, seperti telur ayam, wortel, kacang panjang, jeruk, kemiri, kaus, dan kemeja perempuan.
Inflasi pada Maret 2025 terjadi di semua wilayah penghitung inflasi di Jawa Timur. Adapun, inflasi tertinggi terjadi di Sumenep mencapai 1,91 persen dan terendah di Surabaya sebesar 1,30 persen.