Surabaya (Antaranews Jatim) - Maryati awalnya kesal dengan kerja petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang datang ke rumahnya di Kelurahan Jati, Probolinggo, Jawa Timur . Ia menjebol sedikit tembok rumahnya sehingga suasana rumah menjadi riuh dari sebelumnya tenang.
Suara bising kerja petugas PGN yang menjebol sebagian tembok untuk pemasangan jaringan pipa gas (jargas) itu pun juga dirasakan pula Siswanto, tetangga Maryati.
Namun mereka berdua tak bisa berkutik karena pemasangan itu sudah berizin, dan bagian dari program bersama demi kebaikan warga kampung, dalam program pemasangan jaringan gas di 5.025 rumah tangga yang merupakan penugasan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Setelah semua pekerjaan selesai, dan tembok kembali diperbaiki rapi. Senyum merekah Maryati mulai tampak, begitu juga Siswanto. Sebab mereka kini dapat menikmati gas murah tanpa perlu mondar-mandir membeli dan mengangkat tabung gas ke luar rumah.
Gas itu pun selalu siaga di dalam rumahnya selama 24 jam, tanpa harus kepikiran habis, sebab gas itu selalu mengalir tanpa harus keluar rumah, dan tanpa harus kehujanan apabila musim hujan tiba.
Disadari atau tidak, hukum alam selalu menyebutkan bahwa kebaikan atau kenyamanan itu akan datang melalui proses, dan tidak instan. Begitu pun yang dirasakan warga Kelurahan Jati.
Mereka sempat merasakan kekesalan karena temboknya sempat dijebol oleh petugas PGN, namun akhirnya mereka menyadari karena pekerjaan itu bertujuan untuk memasang jargas, sehingga dibutuhkan proses pengerjaan, hingga akhirnya kelar dan dapat dinikmati bersama.
Jargas Itu Kebutuhan
Direktur Utama PT PGN, Gigih Prakoso mengatakan, perluasan jaringan gas atau jargas merupakan sebuah kebutuhan, sebab gas merupakan energi masa depan yang sangat membantu kehidupan masyarakat.
"Gas merupakan energi masa depan yang sangat membantu kehidupan masyarakat. Indonesia melalui PGN mempunyai potensi besar sebagai penyangga dan pelayan bagi masyarakat," kata Gigih, saat memantau jaringan gas bumi di Probolinggo.
Ia mengatakan, pemerintah dan PGN saat ini terus bahu membahu melakukan perluasan pembangunan jargas, agar ke depan akan banyak skema yang bisa digunakan untuk merealisasikan pembangunan jargas.
"Sejauh ini, penggunaan gas melalui pipa, terhitung masih sedikit. Padahal, selain lebih konsisten dari sisi pasokan, harga pun relatif jauh lebih murah," katanya.
Gigih pun menjelaskan beberapa keunggulan gas pipa khususnya yang didistribusikan PGN antara lain berasal dari kekayaan gas bumi di dalam negeri.
"Artinya, penggunaan gas pipa bagi konsumsi rumah tangga, tak membebani neraca perdagangan lantaran impor gas yang terjadi pada gas elpiji," katanya.
Keunggulan lain, kata dia, yakni konsumen cukup membayar Rp4.000 per m3, atau lebih murah, sebab untuk konsumsi elpiji 3 kg, konsumen harus merogoh kocek Rp5.200 per m3, itupun mesti ditopang subsidi.
"Gas pipa yang dijajakan PGN merupakan jenis gas metana berbobot jenis ringan, sehingga cepat dan gampang menguap, minim risiko kebakaran. Sedangkan gas Elpiji merupakan gas propana dengan bobot massa lebih berat, mudah tersulut," katanya.
Terkait jargas di Pasuruan dan Probolinggo, dia menjelaskan merupakan tugas dari Kementreian ESDM dengan mengalirkan gas dari sumber yang dikelola Husky CNOOC Madura Ltd (0,2 MMSCFD) dengan nilai kontrak pembangunan Jargas mencapai Rp96,88 miliar.
Pembangunan jargas sepanjang 107,9 km itu dilakukan untuk melayani 11.339 Sambungan Rumah (SR), yang terdiri dari Kota Pasuruan sepanjang 51 km dengan melayani 6.314 SR. Sedangkan Kota Probolinggo sepanjang 56,9 km yang terbagi dalam 8 sektor untuk melayani 5.025 SR.
Pembangunan itu, kata dia, juga merupakan bagian proyek tahun 2018 di Jatim yang difokuskan di dua kota, yakni Probolinggo dan Pasuruan.
Uji coba awal dilakukan sejak September 2018 di 10 rukun tetangga itu ditarget sampai akhir Desember 2018 seluruh rumah yang telah dipasangi meter jargas.
Ia berharap, dengan pembangunan jargas, ribuan warga yang berada di beberapa kelurahan bisa menikmati layanan gas dari PGN, di antaranya Kelurahan Jatimayangan, Kota Probolinggo, dan merasakan kehadiran negara melalui pipa gas.(*)
Senyum Merekah Maryati Sambut Kehadiran Jargas di Kampung Probolinggo
Senin, 3 Desember 2018 18:53 WIB
Disadari atau tidak, hukum alam selalu menyebutkan bahwa kebaikan atau kenyamanan itu akan datang melalui proses, dan tidak instan. Begitu pun yang dirasakan warga Kelurahan Jati.