Surabaya (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Surabaya mempertimbangkan penyertaan modal senilai Rp200 miliar untuk peremajaan pipa distribusi air milik Perusahaan Daerah Air Minum yang diketahui banyak berkarat dan bocor karena umurnya sudah tua.
"Ini yang menjadi catatan kami. Jadi, bisa dilakukan dengan penyertaan modal atau dengan model menggunakan dana keuntungan PDAM yang diserahkan ke pemkot untuk dikembalikan lagi sebagai penyertaan modal," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Eri Cahyadi, di Surabaya, Rabu.
Dengan demikian, lanjut dia, peremajaan pipa PDAM tidak mengambil uang dari APBD Surabaya, melainkan mengambil uang yang diputar dari PDAM itu sendiri.
Tentunya, lanjut dia, juga harus ada perhitungan terkait berapa umur ekonomis dari pipa yang akan diremajakan itu sehingga pihaknya bisa melihat keuntungannya dari kegiatan itu.
"Kami sudah sampaikan ke PDAM ketika melakukan peremajaan pipa, kira-kira perhitungan total anggarannya berapa, sehingga nantinya tidak ada perbaikan lagi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya perlu mengetahui hasil dari peremajaan pipa tersebut akan berdampak akan terciptanya air bersih dan ditingkatkan lagi menjadi air minum.
Meski demikian, lanjut dia, sebelum melakukan peremajaan, pihaknya menekankan agar seluruh wilayah Kota Surabaya harus sudah teraliri saluran air PDAM.
"Janjinya PDAM seluruh wilayah di Surabaya teraliri air PDAM pada 2018. Sampai saat ini menurut laporan baru 85 persen sehingga bisa 100 persen pada Desember 2018," katanya.
Saat ditanya jika sampai akhir 2018 masih ada wilayah di Surabaya yang belum teraliri air PDAM, Eri mengatakan pihaknya menekankan agar peremajaan pipa tidak bisa dilakukan sampai semua kawasan teraliri PDAM.
Dirut PDAM Surabaya Mujiaman sebelumnya mengatakan peremajaan pipa ?membutuhkan anggaran sekitar Rp200 miliar untuk panjang pipa 150 kilometer setiap tahunnya.
"Setelah saya lihat dokumenanya, setahun hanya memperbaiki dan mengganti pipa sekitar 10 kilometer saja," katanya.
Padahal, lanjut dia, semestinya kalau umur pipa itu dibatasi hanya berlaku untuk 40 tahun saja, maka dari total panjang pipa sekitar 6.000 kilometer di Surabaya itu yang perlu diremajakan 150 meter per tahun, bukan 10 kilometer. ?
Kalau peremajaan pipa tidak dilakukan, kata dia, maka 10 atau 50 tahun lagi, Surabaya akan penuh galian tanah yang tentunya berdampak kepada pipa yang ada di dalam tanah.
"Ini sudah ada kejadian pipa utama PDAM yang bocor di Ngagel Tirto beberapa hari lalu," katanya. (*)