Surabaya (Antaranews Jatim) - Terminal Teluk Lamong (TTL) sebagai anak usaha Pelindo III menargetkan penyelesaian jalan layang atau "fly over" yang menghubungkan akses jalan antara Terminal Teluk Lamong dan Jalur Lingkar Luar Barat (JLBB) Surabaya rampung pada 2019.
Corporate Communication Section Head PT TTL Reka Yusmara di Surabaya, Rabu mengatakan pengembangan jalan layang itu telah melibatkan kontraktor dalam negeri sebagai bentuk sinergi antar-BUMN dan ditarget beroperasi tahun 2019.
"Melalui pembangunan fly over, akan mempercepat pengiriman arus barang baik secara lokal maupun regional dari dan menuju pelabuhan serta mengurangi kemacetan di jalan raya karena langsung terhubung dengan jalan tol dari Romokalisari," kata Reka, dalam keterangan tertulisnya.
Ia mengatakan, TTL kini terus berusaha meningkatkan kinerja untuk memberikan kontribusi terbaik bagi arus logistik nasional melalui kecepatan dan ketepatan pelayanan serta fasilitas peralatan dan pelayanan prima.
Berdasarkan catatan kinerja sejak tahun 2016, tercatat arus produksi petikemas TTL mencapai 243.245 Teus dan peningkatan signifikan terjadi hingga 200 persen pada tahun 2017 mencapai 493,071 Teus.
Sedangkan pada bisnis curah kering, kata Reka, tercatat 1.101.416 ton muatan dibongkar di TTL pada tahun 2016 dan terjadi peningkatan 9,97 persen menjadi 1.211.239 ton pada tahun 2017.
Peningkatan arus produksi dan kinerja juga naik pesat pada semester 1 tahun 2018.
"Perbandingan pada periode yang sama tahun 2017 menunjukkan peningkatan 34 persen pada arus petikemas yang sebelumnya 217.363 teus menjadi 291,404 teus," katanya.
Pada produksi curah kering, kata dia, untuk semester 1 tahun 2018 tercatat 1.127.484.25 ton, angka itu menunjukkan peningkatan hingga 720 persen dibanding semester 1 tahun 2017 yaitu 137.393 ton.
Reka menyebut, eskalasi produksi dan kinerja TTL tidak lepas dari ketersediaan fasilitas serta peralatan modern dan ramah lingkungan.
"TTL pada kinerja petikemas ditunjang dengan 10 blok Container Yard dengan kapasitas 756.000 Teus dilengkapi dengan Automated Stacking Crane (ASC), alat semi-otomatis berbahan bakar listrik berekcepatan 2,7 kali lebih cepat daripada Rubber Tire Gantry (RTG)," katanya.
Selain itu, untuk dermaga petikemas memiliki panjang 500 meter dengan 10 unit Ship to Shore Crane berkemampuan angkat hingga 45 box/jam.
"Curah kering di Terminal Teluk Lamong hanya untuk muatas berkomoditas pakan dan pangan, sebagai komitmen menjaga visi Green Port atau pelabuhan yang ramah lingkungan," tuturnya.(*)
Terminal Teluk Lamong Targetkan Jalan Layang 2019
Rabu, 24 Oktober 2018 17:15 WIB

Salah satu aktivitas pemasangan tiang pancang jalan layang Terminal Teluk Lamong di kawasan Oso Wilangon, Surabaya (foto Antara Jatim/ Abd Malik Ibrahim)
Melalui pembangunan fly over, akan mempercepat pengiriman arus barang baik secara lokal maupun regional dari dan menuju pelabuhan serta mengurangi kemacetan di jalan raya karena langsung terhubung dengan jalan tol dari Romokalisari