Surabaya (Antaranews Jatim) - Rombongan Pemerintah Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara bersama Dewan Penasehat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Surabaya, Selasa, untuk belajar tentang kerukunan umat beragama.
Wakil Wali Kota Tomohon Syerly Adelyn Sompotan mengatakan maksud dan tujuan kunjungan kerja untuk mendapatkan ilmu terkait kerukunan umat beragama di Kota Surabaya. Kerukunan umat beragama di Surabaya sudah diakui dunia, bahkan ada enam rumah ibadah berdampingan di daerah Sumur Welut.
"Itu contoh nyata kerukunan umat beragama di Surabaya dan saya harap hasil kunker ini bisa memperkokoh kerukunan umat beragama sekaligus mencegah konflik di Kota Tomohon," katanya.
Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan menyampaikan, kerukunan umat beragama di Surabaya sangat kondusif. Hal ini dikarenakan Pemkot Surabaya melibatkan semua unsur mulai dari kejaksaan, kepolisian, LSM, Danrem, tokoh masyarakat dan pemuka agama.
"Tujuannya, agar banyak sumbangsih ide yang diterima dalam menjaga kerukunan umat beragama di Surabaya," kata Hendro.
Lebih lanjut, Hendro menjelaskan langkah konkret ketika Surabaya menghadapi darurat kerukunan umat beragama saat bom Surabaya mengguncang tiga gereja beberapa bulan lalu.
Menurutnya, jajaran Forpimda dan FKUB bersinergi bersama-sama melakukan sosialisasi, pendekatan, pendampingan kepada korban dan seluruh masyarakat tingkat kecamatan dan kelurahan hingga tuntas.
Bahkan, lanjut Hendro, pemkot ikut menangung biaya pendidikan dan memberikan pekerjaan kepada korban yang terkena bom. "Nilai kerugian material semuanya ditanggung Pemkot Surabaya dengan melibatkan seluruh elemen. Itu yang membuat Surabaya cepat bangkit," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Hendro, pada beberapa kesempatan, setiap agama saling bahu membahu. Ia mencontohkan saat ibadah gereja, GP Anshor menjaga gereja untuk merekatkan kerukunan antar umat beragama, begitu pun sebaliknya.
"Semua turut membantu dan menjaga lokasi dengan melibatkan semua unsur agama tanpa memandang etnis dan religiusnya," katanya.
Ketua FKUB Surabaya Muhammad Yazid menambahkan, cara pandang warga Surabaya dalam menyikapi kerukunan umat beragama sudah sangat dewasa. Hal ini dibuktikan ketika Surabaya diguncang bom dan mereka semua bangkit untuk saling membantu satu dengan yang lain.
"Kami ingin menciptakan kedamaian dan sikap toleransi di Surabaya," katanya.
Yazid mengatakan, untuk mempererat kerukunan umat beragama, FKUB Kota Surabaya mengadakan forum group discussion (FGD) dengan melibatkan pemuda lintas agama untuk mengantisipasi gerakan-gerakan radikal.
Selain itu, lanjutnya, FKUB turut menggandeng ibu-ibu dengan wadah dialog perempuan lintas agama. Tujuannya, menambah wawasan terkait kerukunan umat beragama.
"Jadi, kalau ada gesekan atau provokasi yang tujuannya memecah belah kerukunan umat beragama, mereka semua bisa memfilter atau menyikapi hal tersebut dengan bijak dan cerdas," katanya.
Usai mendengar penjelasan dari Sekda Kota Surabaya dan FKUB Kota Surabaya, Ketua FKUB Kota Tomohon Joy Palilingan menyatakan tertarik dengan Forum Pemuda dan dialog Wanita Lintas Agama.
"Kita tindaklanjuti ilmu yang sudah didapat dari Kota Surabaya untuk menjaga kedamaian dan kerukunan umat beragama di Kota Tomohon," kata Joy. (*)
Kota Tomohon Belajar Kerukunan Umat Beragama di Surabaya
Selasa, 23 Oktober 2018 15:31 WIB
Itu contoh nyata kerukunan umat beragama di Surabaya dan saya harap hasil kunker ini bisa memperkokoh kerukunan umat beragama sekaligus mencegah konflik di Kota Tomohon