Surabaya (ANTARA) - Kepala Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Sekretariat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Wawan Djunaedi meminta agar tidak ada lagi kemelut yang mengakibatkan kelenteng di Tempat Ibadah Tri Dharma (TTID) Kwan Sing Bio Tuban kembali gaduh.
“Saya minta agar semua masalah bisa diselesaikan secara mediasi, dicari terbaik sehingga yang menang adalah umat," ujarnya dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Minggu.
Ia menambahkan, keberadaan TITD adalah simbolis yang harus mengedepankan untuk kerukunan umat beragama.
Sebab, kata dia, kelenteng Kwan Sing Bio merupakan yang menaungi tiga ajaran, yakni Tao, Konghucu, dan Budha.
"Orang bisa masuk ke TITD, artinya secara keimanan bisa menerima keberagaman," ucapnya.
Kini umat Konghucu TTID Kwan Sing Bio Tuban menggelar sembahyang di ruangan lithang konfusiani setelah sempat tidak bisa melakukan ritual keagamaan karena kelenteng ditutup sejak 28 Juli 2020 akibat konflik kepengurusan.
Ketua Penilik Domisioner Kelenteng Tuban Alim Sugiantoro berterima kasih kepada Wawan Djunaedi karena dinilai sangat antusias membimbing agama Khonghucu bisa bersatu dan menghormati agama lain.
Ia sepakat bahwa dinamika internal di kelenteng diselesaikan secara mediasi dan menganggap semua persoalan selesai.
"Hal itu sudah dilakukan saat pembukaan kelenteng dengan oleh tiga tokoh berpengaruh yaitu Bos Maspion Grup Alim Markus, Bos Kapal Api Soedomo Mergonoto dan Paulus Welly Affandi (Wefan) pada Minggu (25/10)," katanya. (*)
Kelenteng di TTID Kwang Sing Bio diharap jadi simbol kerukunan umat beragama
Minggu, 15 November 2020 20:31 WIB
Saya minta agar semua masalah bisa diselesaikan secara mediasi, dicari terbaik sehingga yang menang adalah umat