Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Sejumlah lokasi Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dijadikan ajang berburu barang perhiasan emas, yang diperkirakan berasal dari barang perhiasan milik para pedagang di era zaman dulu yang perahunya karam.
Arkeolog Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Nunung Dianawati, di Bojonegoro, Senin, memperkirakan barang perhiasan yang diburu warga itu milik para pedagang di zaman dulu yang perahunya karam di Bengawan Solo.
"Bengawan Solo tidak memiliki potensi tambang emas. Bisa jadi Bengawan Solo dulunya jalur perdagangan, Jadi kemungkinan itu harta perhiasan dari para pedagang yang perahunya karam," ucapnya menjelaskan.
Seorang kolektor benda purbakala di Bojonegoro Hari Nugroho, membenarkan perairan Bengawan Solo tidak memiliki potensi tambang emas.
Ia memperkirakan barang perhiasan yang diburu para pencari perhiasan di Bengawan Solo merupakan barang perhiasan milik warga dari hulu yang hanyut terbawa banjir luapan Bengawan Solo.
Pencarian perhiasan di Bengawan Solo, tidak hanya di Kecamatan Gayam, tapi juga dilakukan di sejumlah desa di Kecamtan Kalitidu dan Kecamatan Kota.
Pada tahun lalu, Menurut dia, di perairan Bengawan Solo di Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, ada seorang pencari perhiasan menemukan perhiasan emas dilengkapi dengan intan.
"Di tawar seorang pengepul Rp35 juta tidak diberikan," ucapnya menjelaskan.
Di perairan Bengawan Solo di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, sejumlah warga berendam di bawah jembatan dan sekitarnya untuk mencari perhiasan di daerah setempat dengan memanfaatkan alat sederhana untuk memilah benda-benda yang diperoleh.
"Saya berburu perhiasan di Bengawan Solo sudah tiga pekan lalu. Termasuk warga lainnya itu ada yang dari Tuban," kata seorang warga Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro Munandar.
Selama mencari perhiasan, ia mengaku memperoleh emas dalam bentuk butiran sebesar beras, juga dalam bentuk mirip kawat yang beratnya tidak lebih 1 gram.
"Saya baru hari ini juga memperoleh emas dalam bentuk butiran," ucap seorang warga asal Desa Binangun, Kecamatan Singgahan, Tuban Ngalimun menambahkan.
Selain memperoleh perhiasan emas dalam bentuk rusak, para pemburu perhiasan itu juga mengangkat benda-benda besi yang ada di Bengawan Solo untuk dijual dengan harga Rp4.000/kilogram. (*)