Lamongan (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur melakukan pengerukan sebanyak 36 embung di sejumlah desa dan kecamatan untuk meningkatkan kapasitas tandon air, sehingga bisa mengantisipasi kekeringan di musim kemarau.
"Embung sangat penting, artinya bagi menjaga keberlangsungan tersedianya air di saat musim kemarau. Di sisi lain, kami berharap masyarakat memelihara vegetasi di sekitar embung, sehingga bisa menjaga sumber mata air," kata Kabag Humas dan Protokol Setdakab Lamongan, Agus Hendrawan di Lamongan, Selasa.
Ia berharap, dengan pengerukkan embung bisa mengeruk sedimen hingga 135.460 meter kubik, dan telah disiapkan anggaran sebesar Rp5,6 miliar.
Ia mengatakan, di musim kemarau keberadaan tandon air berupa embung di pedesaan menjadi sangat penting, karena embung bisa digunakan memanen air saat musim penghujan untuk memenuhi kebutuhan di musim kemarau.
"Embung di Lamongan selama ini dimanfaatkan untuk pengairan pertanian. Dari seluas 87.336 hektare lahan sawah di Lamongan, sebanyak 47.781 hektare menggunakan irigasi dan 39.555 hektare sisanya mengandalkan tadah hujan," katanya.
Sementara itu, beberapa embung yang dikeruk di antaranya embung di Desa Mojosari, Sidomulyo dan Kedungsoko di Kecamatan Mantup.
Kemudian embung di Dusun Kemendung Desa Jatirejo, Dusun Gabus Desa Wonokromo dan Dusun Balungtorong Desa Balongwangi di Kecamatan Tikung.
Selanjutnya Embung Desa Keyongan dan Datinawong di Kecamatan Babat. Sementara di Kecamatan Solokuro, embung desa yang dikeruk adalah Segelap di Desa Tebluru, Desa Sugihan, Desa Tenggulun, Desa Bluri dan Payaman.*
Pemkab Lamongan Keruk 36 Embung Antisipasi Kekeringan
Selasa, 9 Oktober 2018 18:23 WIB
Embung di Lamongan, selama ini dimanfaatkan untuk pengairan pertanian. Dari seluas 87.336 hektare lahan sawah di Lamongan, sebanyak 47.781 hektare menggunakan irigasi dan 39.555 hektare sisanya mengandalkan tadah hujan