Ngawi (Antaranews Jatim) - Bencana tanah longsor terjadi di lereng Gunung Lawu bagian utara masuk wilayah Desa Manyul, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur hingga merusak sebagian lahan pertanian milik warga setempat.
Komandan Koramil Jogorogo Kapten Inf Kasi, Kamis mengatakan luas lahan pertanian yang rusak mencapai 55 are. Yakni, milik Darman sekitar 20 are, Wandi seluas 20 are, dan Sujak seluas 15 are.
"Lokasi longsor sekitar 1 kilometer dari rumah penduduk terdekat. Tidak ada korban jiwa, namun longsoran bukit tersebut merusak lahan pertanian warga," ujar Kapten Kasi kepada wartawan.
Menurutnya, warga tidak menyangka akan terjadi longsor, sebab, saat longsor terjadi cuaca dalam kondisi cerah dan tidak hujan. Beruntung, saat kejadian juga tidak ada warga yang sedang beraktivitas di lahan pertaniannya.
"Setelah longsor terjadi, baru hujan deras mengguyur kawasan desa dan lereng Gunung Lawu setempat," kata dia.
Pihaknya memprediksi, tanah longsor tersebut terjadi karena dipicu oleh stuktur tanah lereng Gunung Lawu yang labil akibat resapan air irigasi.
Sementara, bencana tanah longsor di Dusun Girimulyo, Desa Manyul tersebut juga menjadi perhatian serius BPBD Kabupaten Ngawi. Sebab, daerah tempat terjadinya tanah longsor tersebut, termasuk dalam lokasi yang dipetakan zona merah bencana hidrometeorologi.
"Tempat terjadinya bencana masuk dalam zona merah lereng Gunung Lawu di wilayah Ngawi yang rawan longsor. Terlebih pascaterjadinya kebakaran hutan lindung beberapa waktu lalu," kata Kasi Kedaruratan BPBD Ngawi Alfian Wihaji Yudono.
Pihaknya juga intensif melakukan koordinasi degan BPBD Jawa Timur terkait penanganan bencana. Untuk mengantisipasi potensi terjadinya longsoran susulan, BPBD akan membentuk posko bencana.
Petugas BPBD, koramil, dan kepolisian meminta warga agar waspada terhadap longsor susulan. Terlebih sebentar lagi memasuki musim hujan.
Data BPBD mencatat, wilayah lereng Gunung Lawu di Kabupaten Ngawi yang rawan terjadi longsor tedapat di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Jogorogo, Kendal, Ngrambe, dan Sine. (*)