Surabaya (Antaranews Jatim) - PT Pamerindo Indonesia, spesialis penyelenggara pameran internasional berusaha mendorong pertumbuhan dua digit manufaktur di Jawa Timur, dengan mengadakan Pameran Manufacturing Surabaya (MFS) 2018 mulai 18-21 Juli 2018 di Grand City Convention dan Exhibition Surabaya.
"MFS 2018 ini merupakan pameran mesin, perlengkapan dan peralatan industri manufaktur terbesar di Timur Indonesia, dengan area pameran seluas lebih dari 3.600 meter persegi dan jumlah peserta pameran yang berasal dari 21 negara," kata Project Director Pamerindo Indonesia, Maysia Stephanie di Surabaya, Minggu.
Ia mengatakan, MFS 2018 sebagai solusi terbaik dan platform dalam mendapatkan informasi, perlengkapan, mesin hingga jasa kebutuhan industri. Tercatat sebanyak 270 perusahaan mengikuti pameran MFS 2018 dengan tambahan 10 perusahaan baru di tahun ini.
MFS 2018, kata dia, sebagai pelengkap industri yaitu dari Machine Tool, Packaging, Plastic, Mould dan Die Machinery, Industrial Automation dan Logistic, dan Tool dan Hardware.
Sedangkan untuk sektor dari food dan packaging, engineering dan constructions hingga ke industri manufaktur secara umum, akan menampilkan beragam mesin-mesin dan peralatan pendukung termasuk jasa di dunia industri untuk mendorong sektor ini.
"Sesuai dengan tema yang diangkat yaitu Solusi Terbaik Untuk Kebutuhan Industri Anda, dan dengan komitmen untuk mendukung kebutuhan sektor industri di kawasan Indonesia Timur melalui keikutsertaannya di pameran MFS 2018, tahun ini hadir beragam penyedia dan pelengkap kebutuhan produk manufaktur terkemuka, di antaranya Anugerah Teknikatama, Berca Mandiri Perkasa, Ciamix, Dazztech, First Machinery Trade dan Co, Haimer, Jaya Metal Teknika, Kawan Lama Sejahtera, Knipex, Libra Mas, Pandulima, Roda Hammerindo, SM-Cyclo Indonesia, Westar, Mitsubishi Electric dan banyak lagi lainnya," katanya.
Maysia mengatakan, tahun ini penyelenggaraan pameran adalah untuk ke-14 kalinya, dan hal ini menjadi bukti nyata kepercayaan industri dan masyarakat terhadap Pamerindo Indonesia dan juga membuktikan bahwa Manufacturing Surabaya (MFS) merupakan satu-satunya pameran yang memberikan solusi di bawah satu atap untuk industri manufaktur di kawasan Timur Indonesia.
"Ini juga menjadi kebanggaan bagi Pamerindo sehingga ke depannya Pamerindo Indonesia secara konsisten akan terus mengadakan pameran berkualitas yang dapat mendukung pertumbuhan industri di Indonesia," katanya.
Selama empat hari pameran, para peserta pameran akan memamerkan dan menyediakan berbagai mesin dan peralatan lengkap serta beragam jasa untuk mendukung kegiatan sektor manufaktur di masa depan.
Untuk target, kata dia, para peserta pameran akan bertemu langsung dengan lebih dari 6,000 calon pembeli dari berbagai sektor mulai dari makanan dan kemasan, rekayasa dan konstruksi hingga manufaktur umum yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Banyuwangi, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Makasar, lalu Jawa Tengah, Balikpapan, Samarinda, dsb.
Manufacturing Surabaya 2018 juga didukung oleh Asosiasi Pengerjaan Logam dan Permesinan (ASPEP), Asosiasi Industri Perkakas Presisi Indonesia (AIPPINDO), Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Indonesian Mould & Die Industry Association (IMDIA), Asosiasi Pengecoran Logam Indonesia (APLINDO), Federasi Pengemasan Indonesia (FPI), Gabungan Industri Aneka Tenun Plastik Indonesia (GIATPI Komda Jatim), Ikatan Teknik Pengelasan Indonesia (IWES) dan Gabungan Asosiasi Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA).
Sementara itu, berdasarkan data BPS Jatim pertumbuhan produksi manufaktur mikro dan kecil di Jawa Timur pada triwulan I tahun 2018 (year on year) mengalami pertumbuhan dua digit yaitu sebesar 14.42 persen.
Pertumbuhan produksi pada triwulan I tahun ini, lebih tinggi 13.45 persen dibandingkan dengan pertumbuhan produksi pada triwulan yang sama di 2017 yang hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0.97 persen.
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil nasional yang naik sebesar 5.25 persen, maka pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil di Jawa Timur pada triwulan I tahun 2018 (y on y) lebih tinggi 9.17 persen.(*)