Madiun, (Antara jatim) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun, Muntoro Danardono menyakatan pasokan telur ayam ras dari sentra produksi ke daerah itu tergolong minim jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat terhadap komoditas protein hewani tersebut.
Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun mencatat estimasi kebutuhan warga Kota Madiun terhadap komoditas telur ayam ras mencapai 122,6 ton per minggu.
"Sedangkan ketersediaan telur ayam ras yang dipasok dari daerah produksi hanya sebanyak 90 ton per minggu sehingga terjadi kekurangan stok di pasaran," ujar Muntoro di Madiun, Senin.
Karena stok yang minim tersebut, harga telur ayam ras di pasaran Kota Madiun saat ini cukup tinggi. Terlebih selama bulan puasa dan menjelang Lebaran tahun 2018 permintaan konsumen sangat tinggi.
Dalam kondisi normal, harga telur ayam ras di pasar tradisional Kota Madiun berkisar antara Rp18.000 hingga Rp21.000 per kilogram.
"Sedangkan saat ini harga telur ayam ras di pasar sudah berkisar Rp22.000 hingga Rp24.000 per kilogram," kata dia.
Muntoro menjelaskan minimnya ketersediaan komoditas telur ayam ras tersebut dipicu oleh jumlah peternak ayam petelur yang terus berkurang. Hal itu karena usaha ternak ayam petelur banyak ditutup menyusul diprotes oleh warga akibat limbahnya yang mengganggu lingkungan.
Sisi lain, semua kebutuhan telur ayam ras di Kota Madiun dipasok dari luar daerah. Sehingga, jika daerah penghasil minim stok, Madiun ikut terkena imbasnya.
"Untuk ketersediaan di Kota Madiun, kita semuanya mengandalkan pasokan dari luar daerah. Di antaranya dari Kabupaten Madiun dan Magetan," katanya.
Selain itu, ayam petelur juga lebih rentan terkena penyakit dibandingkan dengan ayam pedaging, jadi peternak juga memilih ayam pedaging dari pada petelur.
Untuk menekan tingginya harga telur di pasaran, tim pengendali inflasi (TPID) Kota Madiun, Bulog Madiun, dan BI Kediri menggelar operasi pasar di tiap kantor kelurahan yang ada di Kota Madiun.
Operasi pasar tersebut digelar sejak tanggal 15 Mei hingga 8 Juni 2018. Komoditas yang dijual antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu dan telur ayam ras. Semua komoditas tersebut dijual di bawah harga pasar karena mendapat subsidi angkut dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri. (*)