Kediri (Antaranews Jatim) - Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara X memberikan pelatihan petani tebu milenial dengan beragam pelatihan budi daya sehingga produksi tebu ke depan bisa sesuai target yang diharapkan.
"Kami khusus mengajak petani tebu milenial karena mereka nantinya kami harapkan menjadi pionir untuk mengembangkan tebu terutama di wilayah PTPN X," kata Kepala Divisi Sarana, Prasarana, dan Mekanisasi PTPN X Alan Purwandiarto di Kediri, Jawa Timur, Selasa.
Pihaknya sengaja memberikan pelatihan petani milenial karena mereka dinilai mempunyai kemauan kuat untuk terus belajar. Mereka nantinya bisa mengembangkan ilmu yang didapatnya di wilayah masing-masing.
Alan yang ditemui saat di Pusat Penelitian Gula PTPN C di Penataran Jengkol, Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, menambahkan, dalam kegiatan ini juga sekaligus mengenalkan para petani milenial tersebut dengan sistem budi daya tebu mulai sistem mekanisasi, varietas tebu, hingga bibit unggul.
"Kami kenalkan mekanisasi mengubah `Mindset` ke depan sebab pasti akan digunakan. Saat ini, mayoritas untuk perkebunan masih manual, memanfaatkan jasa orang bukan mesin. Untuk tebang, secara manual bisa membutuhkan waktu 10-20 hari, tapi dengan alat hanya butuh waktu 2-3 hari saja," ujarnya.
Selain itu, Alan menambahkan dengan pola mekanisasi juga bisa menekan biaya operasional lebih dari 50 persen. Petani akan lebih mendapatkan keuntungan, sebab biaya bisa ditekan semaksimal mungkin.
Terlebih lagi, secara nasional produksi tebu masih belum sesuai dengan harapan, dimana produksinya hanya 75 ton per hektare. Padahal, diharapkan bisa 100 ton per hektare.
Namun, ia menyebut untuk pola mekanisasi juga tidak bisa dilakukan sembarangan. Untuk lahan harus berupa hamparan minimal 5 hektare. Saat ini, pola tersebut sudah dilakukan uji coba di wilayah PTPN X, dan bisa memberikan hasil yang cukup bagus.
Sementara itu, Kepala Divisi Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN X Sukamto menambahkan kegiatan pelatihan petani tebu rakyat untuk generasi milenial ini adalah angkatan pertama 2018. Acara ini dilakukan selama dua hari, mulai dari Senin-Selasa (7-8/5). Kegiatan ini, kata dia, melibatkan 60 peserta dari seluruh wilayah PTPN X.
"Ini periode pertama dan Juni 2018 akan kami sambung lagi untuk peserta baru dengan memanfaatkan anggaran dari BUMN sinergi, jadi bukan hanya PTPN X saja. Sebelumnya kami bina yang sudah agak tua, dan yang ini generasi milenial," kata dia.
Ia juga meyakinkan, prospek petani tebu tidak akan pudar. Bahkan, peluang usaha ini masih terbuka lebar. Dari kebutuhan gula nasional 5,05 juta ton, baru bisa terpenuhi 2 juta, sehingga masih kurang banyak. Bahkan, ada gula impor masuk ke Indonesia.
Pihaknya optimistis targetan tersebut bisa terealisasi. PTPN X berupaya untuk mengoptimalkan produksi tebu, dengan selalu melakukan penelitian untuk beragam varietas unggul, bibit, hingga masalah keuangan di koperasi.
Selain diberikan materi, peserta juga diajak pelatihan lapangan dengan melihat langsung operasional berbagai alat untuk budi daya. (*)
PTPN X Beri Pelatihan Budi Daya Petani Tebu Milenial
Selasa, 8 Mei 2018 17:12 WIB
Kami kenalkan mekanisasi mengubah `Mindset` ke depan sebab pasti akan digunakan. Saat ini, mayoritas untuk perkebunan masih manual, memanfaatkan jasa orang bukan mesin. Untuk tebang, secara manual bisa membutuhkan waktu 10-20 hari, tapi dengan alat hanya butuh waktu 2-3 hari saja,