Kairo, Mesir (Antara/Xinhua-OANA) - Sedikitnya 30 gerilyawan tewas dalam satu pekan serangan keamanan anti-teror di Provinsi Sinai Utara di sebelah timur Ibu Kota Mesir, Kairo, kata juru bicara militer Mesir di dalam satu pernyataan pada Rabu.
Bentrokan juga menewaskan tiga perwira militer dan dua prajurit lagi cedera, kata Juru Bicara Militer Tamer Ar-Refaay di dalam pernyataan itu.
Selama serangan satu-pekan di beberapa bagian utara dan tengah Semenanjung Sinai, militer Mesir dan pasukan polisi menangkap 173 orang, menghancurkan 10 kendaraan yang berisi senjata dan amunisi, dan mendeteksi serta menjinakkan 74 peledak yang dipasang dengan sasaran pasukan keamanan.
Serangan tersebut adalah bagian dari operasi besar anti-teror "Sinai 2018", yang sejauh ini menewaskan 238 gerilyawan dan 35 prajurit sejak operasi itu dimulai pada Februari.
Aksi teror meningkat di Mesir setelah pendepakan presiden Mohammed Moursi oleh militer pada Juli 2013 sebagai reaksi atas protes massa terhadap satu tahun kekuasaannya dan kelompoknya yang kini dilarang, Ikhwanul Muslimin.
Serangan teror secara berangsur meluas dari Provinsi Sinai Utara --yang berbatasan dengan Israel dan wilayah Palestina Jalur Gaza-- ke provinsi lain termasuk Kairo, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu petang. Serangan juga mulai ditujukan ke masyarakat minoritas melalui penembakan dan pemboman tempat ibadah.
Gerilyawan juga menyerbu tempat ibadah di Kota Arish, Sinai Utara, pada November, menewaskan lebih dari 300 orang yang sedang beribadah dan melukai lebih dari 120 orang lagi. Serangan tersebut merupakan serangan teror yang merenggut paling banyak korban jiwa terhadap tempat ibadah dalam sejarah modern Mesir.
Setelah serangan terhadap tempat ibadah itu, Presiden Abdel-Fattah As-Sisi --yang baru terpilih kembali di Mesir dan memimpin penggulingan Moursi pada 2013 sebagai panglima militer saat itu, memerintahkan Angkatan Bersenjata untuk mengusir gerilyawan di Sinai dalam waktu tiga bulan.
Pada pertengahan April, Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail mengumumkan bahwa pemerintahnya mengalikasikan 275 miliar pound Mesir (sebanyak 15,6 miliar dolar AS) bagi pembangunan di Semenanjung Sinai dalam waktu empat tahun sebagai bagian dari upaya negeri tersebut untuk menghapuskan aksi teror.(*)