Madiun (Antaranews Jatim) - Korban luka akibat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Bus Pariwisata Subur Jaya dengan truk tronton bermuatan minyak goreng di Jalan Tol Ngawi-Kertosono KM 586 Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mengaku sempat terlempar keluar dari bus naas tersebut.
"Saya kaget, saat ada benturan keras. Tahu-tahu sudah terlempar melewati pembatas sopir dan keluar dari kaca bus yang pecah. Saat mau bangun, saya langsung pingsan," ujar korban luka Muhammad Herza saat mejalani perawatan di RSUD Caruban Kabupaten Madiun, Kamis.
Menurut dia, saat itu ia duduk di bangku paling depan. Sebagian besar penumpang saat itu sedang tidur, karena kejadiannya masih pagi selepas subuh. Tiba-tiba saja terdengar suara keras dan bus langsung oleng dan menghantam truk.
Hal yang sama diungkapkan oleh korban luka lainnya Sandika. Saat bus oleng, semua penumpang langsung panik dan teriak.
"Semunya kaget, tiba-tiba bus oleng dan terdengar teriakan, awas, awas! Lalu bus menabrak truk dan setelah itu saya tidak tahu soalnya sudah pingsan," kata Sandika.
Seingat dia, ada tiga penumpang yang sempat terlempar keluar dari bus. Yakni Herza, pemandu wisata, dan dirinya sendiri.
Akibat kecelakaan tersebut, dirinya mengalami benturan keras di kepala dan tubuh. Demikian juga degan Herza yang harus dijahit kepalanya.
"Semua korban masih syok dan trauma dengan kejadian kecelakaan tersebut. Bahkan ada beberapaa yang belum sadar karena benturan keras di kepala," kata dia.
Terlebih saat tahu kernet bus tersebut yang tewas di lokasi kejadian akibat tubuhnya terhantam ke badan truk tronton bermuatan minyak goreng itu.
Dokter UGD RSUD Caruban yang menangani korban, dr Riki Fachrozi mengatakan, ada enam korban yang harus ditangani akibat kecelakaan tersebut di RSUD Caruban.
"Korban masih mengalami trauma berat. Mereka mengalami luka yang berbeda-beda. Ada yang luka ringan hingga berat seperti patah tulang," kata dr Riki.
Sesuai pendataan, keenam korban luka tersebut adalah Sandika, Nuli Mursirini, Herza, Zaky, Ahmad Riyadi, dan Anres.
Pecah Ban
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi AKP Rukimin menyatakan penyebab kecelakaan di Jalan Tol Ngawi-Kertosono KM 586 di Kabupaten Ngawi, yang melibatkan kendaraan bus dan truk tronton disebabkan karena ban bus yang pecah.
"Penyebab kecelakaan di tol Ngawi-Kertosono KM 586 itu adalah dari bus pariwisatanya. Saat kecelakaan, ban bus bagian depan sebelah kiri pecah dan menghantam truk," ujar AKP Rukimin.
Pecahnya ban tersebut juga dikuatkan oleh keterangan para sopir. Pihaknya telah memeriksa keduanya, baik saksi sopir dari bus maupun sopir dari truk tronton.
Sejumlah saksi warga yang kebetulan ada di sekitar lokasi juga membenarkan pecahnya ban bus pariwiata sebelum akhirnya oleng dan menabrak truk.
Rukimin menjelaskan, saat kejadian, bus pariwisata tersebut dilaporkan sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Yakni di atas 100 kilometer per jam. Di sekitar lokasi kejadian juga tidak ditemukan bekas pengereman.
Namun, meski penyebab kecelakaan telah diketahui, pihak Polres Ngawi belum menetapkan tersangka dalam kejadian yang menewaskan satu orang tersebut. Pihaknya berdalih masih akan mengembangkan kasus kecelakaan tersebut lebih lanjut.
Seperti diketahui, Bus Pariwisata PO Subur Jaya menabrak truk tronton bermuatan minyak goreng kemasan di Jalan Tol Ngawi-Kertosono KM 586-600 Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi pada Kamis (5/4) pagi.
Bus naas tersebut merupakan satu dari enam bus rombongan siswa SMA Negeri 2 Magelang, Jawa Tengah. Mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah melakukan kegiatan wisata di Pulau bali.
Di lokasi kejadian, bus rombongan nomor 2 yang dikemudikan oleh Suroto (39) warga Bantul, mengalami pecah ban kiri bagian depan saat hendak mendahului truk.
Bus yang saat itu sedang melaju kencang langsung oleng dan menabrak bagian belakang samping kanan truk tronton yang melaju searah di sebelah lajur kiri bus.
Akibat benturan yang keras tersebut, badan bus bagian depan sebelah kiri ringsek. Kernet bus, Munari (42) warga Rembang, Jawa Tengah, langsung tewas di lokasi kejadian akibat benturan tersebut.
Sementara, korban luka mencapai enam orang yang harus menjalani perawatan intensif di RSUD Caruban Kabupaten Madiun.
Sedangkan rombongan siswa dan guru yang selamat, langsung melanjutkan perjalanan pulang ke Magelang, Jawa Tengah. (*)