Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Energi dan Sumber Daya Minerla Ignatius Jonan mengapresiasi produk prototype smelter yang dirancang oleh Departemen Teknik Material Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Jonan usai memberi kuliah umum di kampus setempat, Jumat, mengaku tertarik pada smelter rancangan ITS. Untuk itu, Jonan mewakilkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian ESDM, FX Sutijastoto untuk meninjau langsung alat Smelter di Departemen Teknik Material ITS.
"Saya tertarik untuk bekerja sama dengan ITS dalam mengembangkan teknologi smelter ini," ujar pria asal Surabaya ini.
Kendati masih merupakan skala kecil, smelter milik Laboratorium Pengolahan Mineral dan Material (LPMM) Departemen Teknik Material ITS ini digadang-gadang Jonan akan turut berswadaya membantu penambang kelas menengah ke bawah.
Kepala LPMM Departemen Teknik Material ITS Dr Sungging Pintowantoro mengatakan, seringkali perusahaan tambang skala kecil langsung menjual logam mentah tanpa mengolahnya. Hal itu sangat disayangkan karena bertentangan dengan UU Nomor 4 tahun 2009 mengenai Mineral dan Batu Bara.
"Dengan adanya pengembangan smelter ini berarti kemandirian dan kedaulatan energi negeri sudah di depan mata," kata Sungging.
Dia menjelaskan, smelter yang juga mendapat dana hibah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini rencananya akan segera dikomersialkan untuk beberapa perusahaan tambang di Luwu Timur, Makassar.
Sementara itu Wakil Rektor IV ITS Prof Ketut Buda Artana mengatakan, smelter rancangan ITS itu memang membutuhkan dukungan dari pemerintah agar hasil litbang dan inovasi itu bisa dimanfaatkan dan bisa kompetitif.
"Kerja sama dengan Balitbang Kementerian ESDM ini sangat bagus untuk komersialisasi pemanfaatan teknologi tersebut di industri. Pak Menteri dan Balibatbang mengatakan tidak lagi tidak lagi konteks riset tapi lebih pemanfaatan hasil riset," ujar Ketut.
Dia menjelaskan, smelter ini tidak ada hubungannya dengan PT Freeprot, namun diharapkan bisa melengkapi teknologi smelter yang ada saat ini.(*)
