Madiun (Antaranews Jatim) - Tingginya harga beras yang masih terjadi hingga saat ini memicu laju inflasi bulan Januari 2018 di Kota Madiun, Jawa Timur sebesar 0,62 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) mencapai 129,4.
"Yang paling mempengaruhi inflasi pada Januari ini adalah beras," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun Firman Bastian dalam rilisnya di Madiun, Jumat.
Selain beras, komoditas lainnya yang memicu terjadinya inflasi adalah daging ayam ras, bensin, mobil dan sepeda motor.
Menurut dia, inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada semua kelompok pengeluaran.
Kelompok bahan makanan tercatat sebesar 2,99 persen; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,17 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,08 persen; dan pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,06 persen.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen; kelompok sandang sebesar 0,05 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04 persen.
Dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Provinsi Jawa Timur, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,70 persen, diikuti Kota Malang sebesar 0,69 persen, Kabupaten Sumenep sebesar 0,64 persen.
Kemudian Kota Surabaya sebesar 0,63 persen, Kota Madiun sebesar 0,62 persen, Kabupaten Jember sebesar 0,56 persen, Kota Probolinggo sebesar 0,29 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,14 persen.
Pada bulan Januari 2018, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,60 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,62 persen. Sehingga inflasi Kota Madiun 0,62 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi Jatim dan sama dengan inflasi nasional.
Ia berharap Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Madiun bertindak maksimal agar inflasi di daerah Madiun dapat ditekan. (*)