Surabaya (Antaranews Jatim) - Pengurus Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim berharap para pelaku usaha bongkar muat di Tanjung Perak dan Jawa Timur bersatu dan hanya satu wadah organisasi DPW APBMI.
"Kalau Pak La Nyalla Matallitti (Ketua KADIN Jatim) berharap APBMI ya hanya satu, jangan dua," kata Wakil Ketua KADIN Jatim, Dedi Suharyadi, pada sambutan pembukaan Musyawarah Wilayah (MUswil) III DPW APBMI Jatim yang diketuai Captain Priyanto, di Surabaya, Selasa.
Kepengurusan DPW APBMI Jatim belakangan mengalami dualisme dengan adanya kepengurusan hasil Munas yang diketuai Captain Priyanto dan kepengurusan hasil Munaslub di Semarang pada 2013 yang diketuai Kody Lamahayu.
Kondisi tersebut cukup membuat resah tenaga kerja bongkar muat (TKBM) di Jatim, utamanya di lingkungan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Dalam acara yang dihadiri Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Wahid Wahyudi tersebut Ketua DPW APBMI Jatim, Captain Priyanto, mengatakan kunci keberlangsungan organisasi adalah tidak mencampuri urusan organisasi lain.
Oleh karena itu, Captain Priyanto yang sudah dua periode sebagai Ketua DPW APBMI Jatim dan tidak bisa dicalonkan atau mencalonkan diri lagi untuk posisi tersebut berharap agar pemilihan ketua organisasi bongkar muat itu dilaksanakan dengan baik.
"Jangan ada gontok-gontokan. Apalagi kondisinya saat ini sedang sulit. Sulit cari pekerjaan dan sulit secara organisasi," katanya seraya berpesan agar pelaku usaha yang tergabung dalam APBMI juga tidak sembarangan memungut biaya kepada pengguna jasa jika tidak ada dasar hukumnya yang jelas.
Sementara itu, dalam Muswil III DPW APBMI Jatim sekaligus Musyawarah Cabang IX Tanjung Perak itu muncul empat kandidat ketua yang kemudian mengerucut menjadi dua, yakni Haryono dan Marzuki.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah pengurus DPW APBMI di Indonesia seperti DPW APBMI Riau dan Kaltengsel. (*)