Surabaya (Antaranews Jatim) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya memeriksa lima saksi kasus pelecehan seksual di National Hospital Surabaya yang menimpa korban seorang pasien berinisial W, warga Jalan Darmo Indah Timur Surabaya.
"Beberapa saksi telah kami mintai keterangan, mulai dari saksi korban, dokter di rumah sakit National Hospital, termasuk terduga pelaku. Sampai hari ini sudah ada lima saksi yang telah kami mintai keterangan," ujar Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Dia mengatakan, masih terdapat banyak saksi lainnya yang telah dijadwalkan akan dimintai keterangan.
Kasus ini secara resmi dilaporkan pihak keluarga korban ke Polrestabes Surabaya pada Kamis, 25 Januari.
Namun pada kamis pagi, sebelum korban secara resmi melapor, Polrestabes Surabaya telah menerjunkan tim penyelidik ke National Hospital Surabaya, setelah mengetahui video yang menayangkan korban pasien berinisial W, yang sambil menangis menuduh karyawan berinisial Jun, yang bertugas sebagai perawat di rumah sakit setempat, menggerayanginya saat sedang dibius usai menjalani operasi.
Dalam tayangan video yang menjadi viral di media sosial itu, Jun sebagai tertuduh tampak mengakui perbuatannya dan telah meminta maaf kepada korban beserta seluruh pihak keluarganya yang saat itu terlihat mendampigi di Rumah Sakit National Hospital.
Menurut Rudi tayangan video tersebut menjadi salah satu barang bukti yang diserahkan korban saat melapor ke Polrestabes Surabaya.
"Sampai sekarang kami belum bisa simpulkan apa yang terjadi sebenarnya. Karenanya kami membutuhkan keterangan dari saksi sebanyak-banyaknya. Nanti keterangan dari banyak saksi ini akan dikembangkan oleh penyidik hingga memperoleh rangkaian peristiwa yang sebenarbenarnya," ucapnya.
Selain menghimpun keterangan dari saksi-saksi, Rudi menambahkan, pihaknya juga sedang mempelajari sejumlah rekaman CCTV yang terpasang di sekitar di lokasi kejadian.
"Memang di ruang pemulihan, tempat korban mengalami pelecehan seksua, tidak ada CCTV. Tapi nanti bisa didalami di beberapa CCTV yang terpasang ruangan lainnya," katanya. (*)