Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Bulog Subdivre III Bojonegoro, Jawa Timur, mampu menjual beras kualitas medium dalam operasi pasar di wilayah kerjanya Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, dengan jumlah sekitar 4.500 ton per 26 Januari.
"Beras bulog untuk operasi pasar di tiga kabupaten berjalan sejak 1 Desember 2017 dengan teknis penjualan melalui mitra hingga masuk pasar juga ke kecamatan," kata Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Irsan Nasution di Bojonegoro, Jumat.
Selain menjual beras kualitas medium di mitra, lanjut dia, bulog juga memasarkan beras kualitas premium, tetapi penjualannya di "rumah pangan kita" (RPK) yang berdiri di kantornya dengan harga bervariasi, di antaranya Rp11.500/kilogram.
Dari beras kualitas terjual sekitar 4.500 ton itu, lanjut dia, terjual di Bojonegoro sekitar 2.500 ton per 26 Januari.
"Beras kualitas medium bulog saya jual dengan harga berkisar Rp8.400-Rp8.500/kilogram. Meskipun kualitasnya medium tetapi juga laku dipasaran," ucap seorang pedagang di Pasar Banjarjo, Kecamatan Kota, Sakip menambahkan.
Lebih lanjut Irsan menjelaskan operasi pasar dengan menjual beras kualitas medium yang dilakukan di tiga kabupaten berdasarkan instruksi Menteri Perdagangan sebagai usaha untuk mengendalikan harga berbagai macam jenis beras yang cenderung tinggi.
Sesuai intruksi dari Menteri Perdagangan bahwa pelaksanaan operasi pasar dengan menjual beras kualitas medium akan berakhir pada 31 Maret.
"Bulog hanya menjalankan perintah ya kita akan menggelar operasi pasar dengan batas terakhir pada 31 Desember," ucapnya, menambahkan.
Pengadaan
Menjawab pertanyaan, ia membenarkan bulog belum melakukan pembelian beras pada pengadaan pada tahun ini, karena panen baru mulai selain harga beras juga masih jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP).
Akan tetapi, lanjut dia, bulog sudah melakukan koordinasi dengan mitra terkait persiapan dalam pengadaan pangan pada 2017 yang ditargetkan melakukan pembelian sekitar 75 ribu ton setara beras di tingkat kabupaten di wilayah kerjanya meningkatkan dibandingkan tahun lalu yang hanya memperoleh 70 ribu ton setara beras.
"Bulog ya jelas tidak bisa melakukan pembelian beras kalau harga di lapangan jauh melebihi HPP," ujarnya.
Ia memberikan gambaran harga gabah sekarang di tingkat petani mencapai Rp5.100/kilogram gabah kering panen (GKP), padahal HPP hanya Rp3,700/kilogram GKP.
"Kalau kita melakukan penyesuaian kenaikan 10 persen, maka kita bisa membeli hanya sampai dengan harga Rp4.700/kilogram. Ya tetap tidak bisa melakukan pembelian, karena harga di lapangan masih lebih tinggi, " ujarnya. (*)