Bojonegoro, 22/1 (Antara) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan perlu ada manajeman yang mengatur stok beras di Bulog di masa paceklik, yakni sekitar Oktober, November sampai akhir Desember, agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
"Selama masa itu harus ada kepastian stok beras di bulog mencukupi agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat," kata dia di Bojonegoro, Senin.
Ia memberikan gambaran bulog di Jawa Timur, memperoleh target dalam pengadaan pada 2017 sebanyak 960 ribu ton setara beras. Tetapi, dalam pengadaan hanya memperoleh 580 ribu ton setara beras.
Padahal, menurut dia, produksi padi di daerahnya berlimpah untuk mencukupi pengadaan pangan yang menjadi target bulog, bahkan produksi padi di wilayahnya mampu memasok provinsi lainnya.
"Itu masalahnya. Jadi harus ada manajemen yang mengatur stok beras di bulog yang kemudian diperlihatkan di masyarakat," ujarnya menegaskan.
Wakil Kepala Staf TNI Mayor Jenderal Tatang Sulaiman, menjelaskan TNI sebagai pendamping terus berusaha meningkatkan pembukaan lahan baru di luar Jawa, sebagai usaha swasembada beras secara nasional.
Ditanya luas lahan baru di luar Jawa yang sudah berhasil dibuka, ia mengaku tidak hapal, akan tetapi target pembukaan lahan baru sekitar 1 juta hektare.
"TNI terus melakukan pendampingan dengan melakukan pembukaan lahan baru di luar Jawa, seperti di Papua, juga daerah lainnya," ucapnya menegaskan.
Terkait penyerapan gabah di bulog, lanjut dia, TNI melalui babinsa juga melakukan pendampingan produksi gabah petani agar bisa diserap bulog.
"Pemerintah akan terus mengatasi agar di masa paceklik selalu ada produksi lima komoditas strategis, seperti beras dan jagung," ucap Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan.
Sebelum itu, ia bersama Wakil Kepala Staf TNI Mayor Jenderal Tatang Sulaiman, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Bupati Bojonegoro Suyoto, melakukan panen tanaman padi di lahan banjir di Desa Kedungarum, Kecamatan Kanor.
Selain itu ikut dalam panen raya tanaman padi yaitu Kapolda Jatim, Irjen Pol. Machfud Arifin, Pandam V Brawijaya Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko dan Ketua KTNA Winarno Tohir.
Sesuai data tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, yang masuk lahan banjir yang sekarang ini siap panen seluas 1.833 hektare.
"Tanaman padi yang sekarang dipanen merupakan tanaman padi yang lolos dari sergapan banjir ketika Bengawan Solo meluap beberapa waktu lalu," kata Camat Kanor Subiyono menambahkan. (*)
Jatim Perlu Manajeman Stok Beras
Senin, 22 Januari 2018 19:59 WIB