Jember (Antaranews Jatim) - Universitas Jember (Unej) meluncurkan kuliah kerja nyata (KKN) tematik berbasis pesantren dalam program KKN periode I tahun akademik 2017/2018 yang akan ditempatkan di Kabupaten Jember dan Bondowoso, Jawa Timur.
Upacara pelepasan para mahasiswa peserta KKN sebanyak 789 mahasiswa dihadiri Rektor Unej Moh. Hasan dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unej Prof Achmad Subagio digelar di Gedung Soetardjo kampus setempat, Rabu.
"Untuk langkah awal yang ditempatkan di pesantren sementara ini hanya dua kelompok saja di Jember yakni Pesantren Miftahul Ulum di Desa Glagawero, Kecamatan Kalisat dan Pesantren Nurul Qurnain di Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowono, sehingga mereka nantinya akan belajar di pesantren dan mengaplikasikan keilmuan yang mereka miliki di sana," kata Ketua LPPM Unej Prof Achmad Subagio di Jember.
Ratusan mahasiswa KKN itu dibagi sebanyak 79 kelompok yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Jember dan enam Kecamatan di Kabupaten Bondowoso, serta dua kelompok peserta yang nantinya akan bermukim di pesantren dengan total dosen pendamping lapangan sebanyak 17 orang.
Menurutnya, pesantren memiliki potensi yang luar biasa dalam pengembangan masyarakat dan mengatasi sejumlah masalah yang ada di masyarakat, sehingga budaya pesantren menjadi hal yang menarik untuk dipelajari oleh para mahasiswa yang sedang KKN.
"Mereka akan tinggal di pesantren untuk belajar budaya dan pendidikan yang ada di pesantren. Selain itu, mereka juga ditugaskan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan dalam perkuliahan seperti halnya melakukan pemberdayaan bagi para santri," tuturnya.
Ia berharap agar para peserta KKN tematik pesantren tersebut dapat membantu manajemen pengelolaan pesantren dengan mengajari para santri kerajinan tangan ataupun aktivitas pembelajaran mengenai bisnis lainnya.
"Mahasiswa juga bisa membantu dalam merapikan manajemen pengelolaan pesantren dan membantu agar pesantren tersebut bisa diakses secara daring," ujarnya.
Sementara Rektor Unej Moh. Hasan berharap seluruh peserta KKN dapat meninggalkan citra positif karena selama ini masyarakat mengakui keberhasilan program-program KKN yang dilakukan oleh para peserta.
"Walaupun dengan waktu yang relatif singkat, jejak dan keberhasilan dari program sangat nyata, bahkan sering ditemui di media bagaimana laman desa-desa di Bondowoso begitu dinamis. Keberhasilan mahasiswa membangun desa wisata juga mendapat apresiasi positif dari masyarakat Bondowoso," katanya.
Ia menjelaskan KKN tematik dipilih sebagai alternatif yang bisa membantu program pemerintah dalam menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat karena dinilai mampu memberikan dampak yang lebih nyata bagi masyarakat.
"KKN tematik itu didesain untuk mengakomodasi program pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dari semua kementerian karena program yang dilaksanakan oleh para peserta KKN berdampak langsung pada sosial ekonomi masyarakat," tuturnya.(*)