Jember (ANTARA) - Universitas Jember (Unej) menjalin kerja sama strategis dengan Yayasan Sakuranesia Society asal Jepang dan Jember Fashion Carnaval (JFC) dengan melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) di Ruang Sidang Rektorat Unej, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.
Seremonial penandatangan kerja sama internasional itu dihadiri oleh Rektor Unej Iwan Taruna, Ketua Yayasan Sakuranesia Society (Sakura Nesia Donasi) Tomomi Sakura Ijuin, dan Ketua Yayasan JFC Budi Setiawan.
"Melalui kolaborasi kerja sama itu, Unej memiliki kesempatan besar untuk memperluas cakupan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang memungkinkan mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam penelitian serta kegiatan akademik di lingkungan internasional," kata Rektor Unej Iwan Taruna di kampus setempat.
Selain itu, kerja sama tersebut diharapkan akan membuka jalur pendidikan dan penelitian lintas negara, khususnya antara Indonesia dan Jepang, sehingga Unej dapat menjadi penghubung penting bagi hubungan pendidikan, budaya, dan pengembangan manusia antara Indonesia dan Jepang.
"Kolaborasi itu juga diharapkan dapat membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk mengembangkan kompetensi mereka dalam skala internasional, mendukung pembelajaran berbasis proyek, serta membuka peluang penelitian kolaboratif," katanya.
Sementara Ketua Yayasan Sakuranesia Society Tomomi Sakura Ijuin dalam sambutannya memaparkan tentang program dengan pembentukan "Komite JUKU" yakni sebuah tim kolaborasi yang mengedepankan konsep JUKU yang dalam bahasa Jepang berarti lebih dari sekadar tempat belajar.
"JUKU adalah tempat yang menghargai kemandirian dan mengembangkan potensi individu, mendukung pertumbuhan tidak hanya dalam pengetahuan tetapi juga sebagai manusia, dan menjadi wadah di mana pengajar dan pelajar saling mengasah kemampuan," tuturnya.
Ia menjelaskan konsep "JUKU" yang diterapkan dalam kerja sama itu juga merefleksikan harapan untuk membentuk sinergi yang lebih mendalam. JUKU dalam konteks kerja sama itu diartikan sebagai Jember-Japan untuk mempererat hubungan antar-wilayah.
"Kemudian University-Upskill yang berfokus pada peningkatan keterampilan melalui pendidikan universitas, Komite-Knowledge untuk berbagi pengetahuan, dan Union-Understand sebagai landasan untuk memperdalam pemahaman bersama melalui kolaborasi," katanya.
Ia mengatakan peran Yayasan Sakuranesia dalam kerja sama itu mencakup koordinasi dan penyediaan kesempatan pendidikan bagi pelajar Indonesia dan Jepang, pengelolaan program dukungan pendidikan, koordinasi dengan institusi terkait di Jepang, dan dukungan penggalangan dana yang diperlukan untuk keberlangsungan program.
"Yayasan kami berkomitmen untuk memastikan kolaborasi itu berjalan dengan baik dan mendukung upaya pengembangan pendidikan di kedua negara Jepang dan Indonesia," ujarnya.
Ketua Yayasan JFC Budi Setiawan mengatakan komitmen JFC untuk mendukung implementasi kerja sama itu di Indonesia, sehingga akan membantu membangun sistem pelaksanaan yang efektif di Indonesia dan menjalin kerja sama dengan perusahaan serta organisasi lokal.
"Kerja sama dengan Unej diharapkan dapat memperkuat kiprah JFC secara ilmiah melalui riset dan bidang keilmuan yang ada di perguruan tinggi tersebut," katanya.