Pacitan (Antara Jatim) - Menteri Sosial memastikan seluruh ahli waris korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur memperoleh santunan kematian, baik korban meninggal yang telah ditemukan maupun yang masih berstatus hilang.
"Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan menghadapi cobaan dari Allah. Mari bersama-sama kita doakan saudara-saudara kita yang dipanggil Allah saat terjadi bencana, semoga amal ibadah mereka diterima Allah dan segala kekhilafannya diampuni Allah," kata Mensos Khofifah saat penyerahan santunan kematian di pendopo Kabupaten Pacitan, Jumat.
Mensos juga menyampaikan bela sungkawa kepada kelurga ahli waris korban banjir bandang dan tanah longsor di Pacitan.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah meninjau pula titik lokasi banjir bandang di Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan dan tanah longsor di Desa Mlati Kecamatan Arjosari.
Menurut Mensos, hingga saat ini dari 20 korban yang hilang, baru 10 orang yang diketemukan. Sisanya yang 10 lainnya masih dalam pencarian.
Kepada ahli waris korban meninggal, Khofifah memberikan masing-masing santunan sebesar Rp15 juta beserta paket sembako, sehingga total santunan yang diberikan yaitu Rp300 juta.
"Karena baru 10 jenazah yang ditemukan, maka santunan kematian baru diberikan kepada 10 orang ahli waris. Sisanya, menyusul setelah jenazah ditemukan," kata Khofifah.
Kementerian Sosial juga memberikan bantuan logistik sesaat setelah banjir bandang dan tanah longsor senilai Rp132,6 juta. Bantuan tersebut berupa lauk pauk siap saji.
Sementara untuk membantu warga dalam upaya pembersihan sisa banjir, Kemensos memberikan peralatan kebersihan lingkungan senilai lebih dari Rp1,073 miliar.
Dengan demikian, total keseluruhan bantuan yang digelontorkan senilai Rp1,356 miliar.
Seperti diketahui, cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Cempaka menyebabkan sejumlah daerah termasuk Pacitan, Jawa Timur diterjang banjir, longsor dan puting beliung.
Sedikitnya, 20 orang meninggal dunia akibat bencana alam di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Sebanyak 20 korban meninggal tersebut terdiri dari empat belas orang yang meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor di Kabupaten Pacitan, serta enam orang akibat hanyut terbawa banjir.
Menurut BMKG , hujan lebat dan angin kencang masih berpotensi terus terjadi di tengah perubahan cuaca ekstrem saat ini.
Oleh karena itu, Ia menghimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. (*)