Bojonegoro (Antara Jatim) - "Anak-anak saya akan memperagakan belajar mengenal kota dengan metode 'engklek' (berjingkat)," kata seorang guru SDN Wotangare, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Nunik, Selasa (28/11).
Nunik yang menjadi guru di ruangan pelatihan ber-AC di Pusat Belajar Guru (PBG) di Kelurahan Karangpacar, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, tetap memangil anak-anak kepada puluhan guru yang menjadi peserta "Pelatihan Media Pembelajaran Bagi Guru PAUD/TK dan SD/MI".
Ia pun kemudian memanggil peserta pelatihan untuk memperagakan metode belajar "engklek" (berjingkat) di atas kertas yang diberi tanda nama-nama kota yang diletakkan di lantai. Sesekali para guru peserta pelatihan tertawa berderai ketika lompatan peserta salah di posisi kota.
"Para guru di ruangan ini bergantian memperagakan cara belajar mengajar dengan metode alat peraga hasil pengembangan para guru dalam mendidik siswa," ucap seorang guru SDN Katur, Kecamatan Gayam, Bojonegoro Wisnu Tri Prasetyo yang juga peserta pelatihan.
Menurut dia, sebanyak 25 guru yang mengikuti pelatihan itu antara lain, dari Ngraho, Kota, termasuk Kecamatan Gayam, yang masuk kawasan minyak Blok Cepu.
"Kegiatan pelatihan yang sekarang berjalan merupakan program PBG," kata Sekretaris PBG Bojonegoro Anam Syarifuddin, dalam perbicangan dengan Antara.
Sebagaimana dijelaskan Anam, di PBG memiliki sejumlah ruangan untuk kegiatan mulai ruangan pelatihan, perpustakaan, laboratorium komputer, juga berbagai fasilitas lainnya.
Ruangan yang dimanfaatkan latihan para guru itu di atas pintu masuk tertulis ruangan Banyuurip. Nama itu mengambil lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu di Desa Mojodelik, Kecamatan Gayam, dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
Di ruangan sebelah utaranya mengambil nama ruangan Gagak Rimang, yaitu mengadopsi nama kapal tangker penampung produksi minyak Blok Cepu "Floating Storage and Offloading"/FSO Gagak Rimang yang berkapasitas 1,7 juta barel di tengah laut 23 kilometer lepas pantai Tuban.
"Ruangan Banyuurip dan Gagak Rimang bisa menyatu untuk kegiatan pelatihan kalau pesertanya banyak," ucap karyawan di PBG Vita Rachim menambahkan.
Mengenai keberadaan PBG itu, menurut "Vice President, Public and Government Affairs" EMCL Erwin Maryoto, merupakan kelanjutan dari program-program peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah yang sudah dirintis bersama Yayasan Putera Sampoerna dan Dinas Pendidikan Bojonegoro sejak 2008.
"Adapun kegiatan dalam program ini meliputi perbaikan dan peningkatan sarana dan prasarana gedung PBG serta pelatihan-pelatihan bagi para guru mulai tingkat PAUD hingga SMA," kata dia menjelaskan.
Sebagaimana disampaikan Bupati Bojonegoro Suyoto, bahwa masalah pendidikan di Bojonegoro membutuhkan perhatian serius dalam tata kelola menyangkut visi, misi, "branding" dan juga implementasinya.
"Jujur harus diakui saat ini masalah pendidikan begitu dinamis dan kompleks," katanya.
Masalahnya, menurut dia, kurangnya peran serta orang tua terhadap pendidikan sangat tercermin terhadap mutu pendidikan. Selain itu juga sarana dan prasana pendidikan di sekolah yang kurang memadai membuat proses belajar mengajar siswa menjadi terhambat.
Ia mengutip sebuah puisi, " Maka berjuta pengetahuan terus bertambah. Meski Bagai misteri baru semakin bermunculan. Dan murid-murid itu terus menyeruak menyibak kabutnya. Terus menyeruak menyibak kabutnya".
"Keberadaan lembaga pendidikan akan sangat bermakna manakala bisa memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat," ucapnya.
Dikelola Guru
Sebagaimana dijelaskan Anam, PBG yang dulunya merupakan gedung lembaga pendidikan SMPN 2 mulai dimanfaatkan untuk kegiatan pelatihan bagi guru yang dirintis EMCL bekerja sama dengan Putera Sampoerna "Foundation" sejak 14 Juli 2014.
Dalam perkembangannya, lanjut dia, pengelolaan PBG kemudian diserahkan kepada Pemkab Bojonegoro sejak 28 November 2016.
"Tujuannya agar dalam pelaksanaannya bisa mandiri dikelola langsung para guru," ucap Anam yang juga guru di SMA Negeri Terpadu itu.
Dengan demikian, lanjut dia, biaya operasional untuk keperluan sehari-hari, antara lain, listrik, air, juga yang lainnya masuk dalam anggaran dinas pendidikan.
Meski demikian, seperti dijelaskan Anam, PBG memiliki delapan program kegiatan pelatihan yang didukung EMCL terkait pendanaan dengan alokasi anggaran sekitar Rp200 juta.
"Delapan program PBG itu selama setahun, tetapi berbagai program lainnya juga jalan dengan melibatkan berbagai pihak yang juga menyangkut pelatihan bagi para guru untuk meningkatkan kemampuannya," ucapnya menjelaskan.
Menurut dia, PBG pernah menggelar pelatihan bagi guru di bidang mata pelajaran matematika metode "Gasing" (gampang, asyik dan menyenangkan) bekerja sama dengan Surya Institut.
Selain itu juga berbagai lembaga lainnya terkait pelatihan bagi guru, bahkan PBG juga dimanfaatkan guru untuk meluncurkan karya bukunya.
Tidak hanya itu, katanya, PBG juga didirikan di Kecamatan Kedungadem, Sumberrejo, Ngraho, Malo dan Temayang, sejak 2016.
"Ya untuk memudahkan para guru di kecamatan lainnya tidak harus datang kesini, tapi bisa memanfaatkan PBG di kecamatan untuk kegiatan pelatihan. Tapi tenaga pengajar yang ada di PBG siap datang ke PBG di kecamatan," katanya menegaskan.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan Jr, yang pernah berkunjung di PBG, pada 15 September mengatakan, investasi Amerika Serikat di Indonesia sebagaimana ditunjukkan EMCL bisa mendukung dan membantu Indonesia.
"Kerja sama antara EMCL dengan Bojonegoro bisa menjadi model yang baik sekali. Yang menunjukkan investasi Amerika Serikat bisa mendukung dan membantu Indonesia," kata dia.
Menurut dia yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Hanafi, keberadaan PBG bisa menjadi contoh yang nyata kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat yang sudah berlangsung.
"Saya senang berkesempatan bertemu dengan para guru-guru. Bagaimana mereka mencari cara untuk pembelajaran bagi siswa di Indonesia," kata dia seraya menambahkan bahwa kerja keras yang dilakukan para guru di daerah setempat bisa menjadi inspirasi di negaranya.
Selain meninjau sejumlah ruangan PBG, Donavan Jr berdialog dengan sejumlah guru termasuk pengelolanya, Wiwik Widowati, yang menjelaskan kegiatan di PBG.
Pada kesempatan itu Donavan Jr menulis kesan dan pesan pada sebuah kanvas putih dalam bahasa Inggris yang kemudian dipajang di ruangan kantor kurang lebih terjemahannya yaitu,
"Ini menginspirasi pembelajaran tentang semua pekerjaan yang besar di sini di PBG. Anda sedang menciptakan masa depan yang cerah bagi Indonesia menjadi besar". (*)