Bercocok tanam merupakan yang lazim dilakukan petani. Tapi, bercocok tanam yang dikemas menjadi media pembelajaran dapat menjadi sarana wisata edukasi untuk anak-anak dalam mengenal proses menanam tanaman.
Pemuda dari Desa Tanjung Glugur, Situbondo, Ahmad Fauzi (27) mencoba memanfaatkan tanah pekarangan di samping rumahnya untuk budi daya atau menanam sayur mayur dengan menggunakan media tanam aquaponik yang merupakan kombinasi akuakultur dan hidroponik.
Ahmad Fauzi sengaja memanfaatkan tanah pekarangannya untuk menanam sayur mayur dengan media tanam aquaponik karena lebih mudah perawatannya.
Menanam tanaman sayur dengan metode aquaponik ini lebih ramah lingkungan karena tanaman tidak memerlukan senyawa kimia seperti pestisida maupun tambahan zat yang dapat mencemari lingkungan.
Nutrisi berbagai tanaman sayur mayur seperti kangkung, kubis, tomat dan tanaman sayuran lainnya itu dipasok dari sisa makanan ikan dan kotoran ikan yang dialirkan melalui pipa dan selang ke setiap tanaman menggunakan pompa air mini.
"Saya sengaja memanfaatkan tanah pekarangan bercocok tanam tanamanu sayur dengan menggunakan media aquaponik selain hobi juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di desa, utamanya kepada para pemuda agar supaya memiliki rasa empati terhadap lingkungan sekitar," katanya.
Budi daya tanaman sayur menggunakan metode aquaponik tak butuh biaya besar, Fauzi (panggilan akrabnya), juga memanfaatkan barang bekas seperti gelas air mineral dan botol air minieral menjadi media tanam.
Dengan menggunakan metode aquaponik, terlihat cukup unik karena mengkombinasikan akuakultur dengan hidroponik sehingga tak sedikit warga dari luar kabupaten yang studi banding ke tempat ini.
"Tidak hanya para pemuda di sini yang belajar bercocok tanam menggunakan metode aquaponik, akan tetapi sejumlah pemuda dari luar kota juga berkunjung dan belajar ," ucapnya. (*)
Pemuda dari Desa Tanjung Glugur, Situbondo, Ahmad Fauzi (27) mencoba memanfaatkan tanah pekarangan di samping rumahnya untuk budi daya atau menanam sayur mayur dengan menggunakan media tanam aquaponik yang merupakan kombinasi akuakultur dan hidroponik.
Ahmad Fauzi sengaja memanfaatkan tanah pekarangannya untuk menanam sayur mayur dengan media tanam aquaponik karena lebih mudah perawatannya.
Menanam tanaman sayur dengan metode aquaponik ini lebih ramah lingkungan karena tanaman tidak memerlukan senyawa kimia seperti pestisida maupun tambahan zat yang dapat mencemari lingkungan.
Nutrisi berbagai tanaman sayur mayur seperti kangkung, kubis, tomat dan tanaman sayuran lainnya itu dipasok dari sisa makanan ikan dan kotoran ikan yang dialirkan melalui pipa dan selang ke setiap tanaman menggunakan pompa air mini.
"Saya sengaja memanfaatkan tanah pekarangan bercocok tanam tanamanu sayur dengan menggunakan media aquaponik selain hobi juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di desa, utamanya kepada para pemuda agar supaya memiliki rasa empati terhadap lingkungan sekitar," katanya.
Budi daya tanaman sayur menggunakan metode aquaponik tak butuh biaya besar, Fauzi (panggilan akrabnya), juga memanfaatkan barang bekas seperti gelas air mineral dan botol air minieral menjadi media tanam.
Dengan menggunakan metode aquaponik, terlihat cukup unik karena mengkombinasikan akuakultur dengan hidroponik sehingga tak sedikit warga dari luar kabupaten yang studi banding ke tempat ini.
"Tidak hanya para pemuda di sini yang belajar bercocok tanam menggunakan metode aquaponik, akan tetapi sejumlah pemuda dari luar kota juga berkunjung dan belajar ," ucapnya. (*)
Video oleh: Novi H