Jember (Antara Jatim) - Ratusan sopir angkutan kota (angkot), tukang ojek konvensional dan tukang becak berdemonstrasi menolak perubahan trayek angkutan kota dan menolak ojek dalam jaringan (daring) di pendapa Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu, dan nyaris ricuh.
"Dari hasil pertemuan antara pengemudi angkot dan Dishub Jember disepakati bahwa dilakukan penundaan terkait penambahan trayek angkutan kota di daerah pinggiran, sehingga proses untuk penambahan trayek tersebut ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Ketua Paguyuban Angkot Jember Suwono kepada sejumlah wartawan.
Menurutnya, penundaan atas penambahan trayek tersebut harus dilakukan karena Kabupaten Jember dinilai masih belum memiliki luas wilayah yang besar, sehingga untuk saat ini dinilai belum saatnya untuk menambah trayek baru.
Ketua Ojek Pangkalan Misyono mengatakan tukang ojek konvensional mengeluhkan sepinya penumpang karena banyak penumpang yang beralih ke ojek daring, sehingga pendapatan mereka sangat menurun drastis.
Untuk itu, lanjut dia, paguyuban tukang ojek konvensional meminta Pemerintah Kabupaten Jember untuk memberhentikan ojek daring yang selama ini beroperasi karena keberadaannya sangat merugikan para ojek konvensional.
Unjuk rasa tersebut nyaris ricuh saat puluhan sopir angkot merazia kendaraan angkutan kota yang tidak melakukan demonstrasi dan tetap mengangkut penumpang, bahkan nyaris terjadi perkelahian fisik antar sesama angkutan kota, namun aparat kepolisian kemudian mengamankan dan melerai para sopir angkot tersebut.
Suasana juga sempat memanas, setelah polisi berupaya membubarkan unjuk rasa di pendapa Kabupaten Jember karena aparat kepolisian menilai aksi itu tidak sesuai dengan pemberitahuan sebelumnya.
Dalam surat yang disampaikan ke polisi, demonstrasi hanya dilakukan di halaman kantor Dinas Perhubungan dan tidak berlanjut ke pendapa, namun para sopir berdalih aksi berlanjut ke pendapa karena mereka tidak puas dengan jawaban dari pihak Dishub Jember.
Bupati Jember Faida akhirnya menemui perwakilan pengunjuk rasa dan berjanji akan menindaklanjuti aspirasi sopir angkot terkait penundaan penambahan trayek baru dan mengatur operasional tukang ojek daring.
"Saya akan tindaklanjuti dalam waktu dekat. Pemkab Jember akan mengatur zonasi bagi angkot dan juga keberadaan ojek daring yang dikeluhkan oleh tukang ojek konvensional juga akan dicarikan solusinya," kata Bupati Faida.
Setelah mendapatkan jawaban Bupati Jember, ratusan sopir angkot dan tukang ojek tersebut membubarkan diri dengan tertib. (*)