Surabaya (Antara Jatim) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III menargetkan pelebaran dan pendalaman Pelabuhan Benoa, Bali selesai pada Oktober 2018, atau 13 bulan setelah dimulainya pengerjaan pelabuhan tersebut untuk mendongkrak kunjungan wisatawan kapal pesiar/cruise ship.
Corporate Communication Pelindo III, Widyaswendra dikonfirmasi di Surabaya, Senin mengatakan beberapa fasilitas yang dikembangkan, antara lain dermaga timur yang awalnya 290 meter diperpanjang menjadi 340 meter, serta perluasan terminal penumpang internasional dengan total 7.887 m2, rinciannya untuk area kedatangan 1.000 m2 dan keberangkatan 1.238 m2.
Wendra menjelaskan, pelebaran dan pendalaman sudah menjadi kebutuhan, karena tren kapal pesiar di Asia mengalami pertumbuhan 40 persen sejak tahun 2012, dan tercatat sedikitnya 1.320 kapal pesiar beroperasi di Asia pada tahun 2016.
"Di wilayah Australia juga menunjukan peningkatan dari tahun 2014-2015 mengalami pertumbuhan 14,6 persen tercatat 538 kapal pesiar beroperasi, sehingga dengan pendalam dan pelebaran di Pelabuhan Benoa, wilayah Bali akan menjadi jujugan kapal pesiar," katanya.
Sebelumnya, President Director Pelindo III, Ari Askhara pada sand breaking ceremony of the benoa tourism port di Dermaga Timur Terminal Internasional Pelabuhan Benoa menyebut peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Bali melalui jalur laut dari tahun ke tahun terus meningkat.
Sejak tahun 2010, kata dia, jumlah wisatawan yang semula hanya 13.683 orang mengalami peningkatan tiap tahunnya sebesar 5 persen, dan diperkirakan pada tahun 2018 mencapai 91.325 orang.
"Jumlah itu akan meningkat seiring akan dilakukannya pendalaman dan pelebaran alur, dan hari ini (18/09) dilakukan sand breaking sebagai tanda pengerjaan dimulai," katanya.
Ia mengatakan investasi yang dikeluarkan untuk pembangunan Pelabuhan Benoa mencapai Rp1,7 triliun dengan investasi infrastruktur terminal Rp500 miliar dan Rp1,2 triliun untuk pengerjaan kolam dermaga dan alur pelayaran.
Upaya tersebut, kata Ari, dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan jumlah wisatawan, namun mendorong agar Bali tidak hanya menerima penumpang lewat saja, tapi juga bermalam dan berbelanja sehingga perekonomian juga bisa mendapatkan dampak yang positif.
"Pulau Bali yang menjadi salah satu destinasi wisata kapal pesiar di Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena memiliki wisata pantai dan alam yang menarik serta masyarakat adat yang masih kental dengan budaya dan kearifan lokalnya," katanya.
Ia berharap, dengan semakin banyaknya tamu mancanegara yang datang ke Bali mengikuti acara internasional, bisa menjadi kesempatan baik agar tertarik untuk datang ke Indonesia lagi, tentunya didukung dengan infrastruktur yang memadai.
Sementara itu, kondisi eksisting Pelabuhan Benoa saat ini memilki kedalalaman alur minus 8 meter "Low Water Spring" (LWS) yang bisa mengakomodir kapal pesiar dengan panjang kurang dari 210 meter dengan kapasitas penumpang kurang dari 1.400 orang.
Setelah pendalaman, kedalaman alur bisa mencapai minus 12 meter LWS, sehingga kapal dengan panjang lebih dari 300 meter dengan membawa 5.000 penumpang bisa sandar di Pelabuhan Benoa.
"Kami perkirakan pertumbuhan wisatawan mencapai 28 persen atau sebesar 119.745 wisatawan tahun 2019, bahkan diprediksi mencapai 6.131.185 wisatawan tahun 2030," katanya.(*)