Madiun (ANTARA) - Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto melakukan panen raya tanaman porang di Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jatim, Kamis bersama PT Pelindo dan Lembaga Amil Zakat serta Wakaf Nasional Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF).
Pembudidayaan porang melalui program kerja sama sejumlah lembaga itu dimulai pada tahun 2021 dengan melibatkan Perhutani dan Komunitas Petani Porang Tani Makmur Desa Sumberbendo dan berhasil memanen sekitar 32 ribu pohon pdi lahan 2,5 hektare. Dengan asumsi per pohon seberat 2 kilogram, maka jumlah total porang yang dipanen mencapai 50 hingga 60 ton.
"Mewakili Pemerintah Kabupaten Madiun, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi YDSF dan PT Pelindo dalam memberdayakan warga setempat. Insya Allah bantuan ini sangat bermanfaat," ujar Wabup Hari Wuryanto.
Menurutnya, budi daya porang sudah menjadi perhatian pemerintah daerah dan pusat. Hal itu dibuktikan dengan dibangunnya pabrik pengolahan porang di Kuwu dan Bantengan. Harapannya, dengan dibangunnya pabrik itu bisa menjaga atau menaikkan harga porang.
Porang, selain sebagai bahan obat-obatan juga dijadikan beras untuk diet, menurunkan kolesterol hingga mengurangi gula darah.
Ia mengatakan, harga porang saat ini memang belum membaik seperti harga pada tiga tahun lalu yang berada di kisaran Rp10 ribu hingga Rp15ribu. Namun, tren harga saat ini sudah mulai naik kembali.
Adapun, turunnya harga porang terjadi karena ada beberapa pengekspor porang mencampur dengan iles-iles. Hal itulah, yang menurutnya menjadikan importir di beberapa negara, seperti Jepang dan China mengurangi pasokan porang karena kualitasnya menjadi tidak baik.
"Semoga ini menjadi pelajaran buat kita untuk selalu menjaga kualitas porang yang dihasilkan. Tapi saya gembira, banyak daerah penghasil porang di Madiun, seperti Saradan, Gemarang, Kare, dan Dagangan, yang petaninya luar biasa," tambah Wabup
Sementara, CSR Regional 3 PT Pelindo Ervan Aspriandi turut senang dengan program kerja sama tersebut yang menghasilkan manfaat sekaligus bisa menaikkan kesejahteraan petani porang.
"Kami dengan senang hati bisa berkolaborasi dalam program ini. Insya Allah ke depan kerja sama lain bisa kita lakukan lebih baik lagi," katanya.
Direktur Pelaksana YDSF Jauhari Sani mengatakan tingginya permintaan porang membuat YDSF memilih Desa Sumberbendo yang punya potensi besar penghasil porang untuk dijadikan wilayah pendampingan dan pemberdayaan. Hasil panen raya porang tersebut kemudian dibeli dengan harga Rp4.300 per kilogram.
"Catatan terpenting dari program ini adalah adanya kekompakan para petani untuk meningkatkan kesejahteraan. Insya Allah program ini akan menjadi penyemangat sekaligus menjadikan kebaikan untuk kita semua," kata Jauhari Sani.