Probolinggo (Antara Jatim) - Tanaman tembakau di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur terserang virus "phytopthora" atau virus keriting seluas 471,83 hektare dari realisasi tanam tembakau seluas 7.883 hektare di wilayah setempat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Ashari, Selasa, mengatakan serangan virus keriting menyerang tanaman tembakau petani sekitar 5,9 persen dari realisasi tanam tembakau tahun 2017.
"Tembakau yang terserang virus tersebut daunnya akan menyerupai kerupuk atau keriting dan virus phytopthora muncul karena ada vektor penularnya yaitu jenis kutu atau Myzus sp," katanya di Kabupaten Probolinggo.
Menurutnya penyebab munculnya virus keriting pada tembakau karena bekas lahannya dari tanaman cabai, terong atau melon, sehingga tanaman itu dinilai sebagai inang dari virus tersebut.
"Jenis hamanya sama, sehingga inangnya bisa berlanjut ke tembakau. Kami sudah sosialisasikan pengendalian virus itu kepada petani," tuturnya.
Ia menjelaskan perantara virus yakni Myzus sp menularkan virus karena tipe mulutnya menusuk dan menghisap, sehingga salah satu cara pengendalian yaitu dengan cara mencabut tanaman sakit agar tidak menjadi sumber virus.
"Sedangkan untuk kutu bisa dikendalikan dengan pestisida nabati ataupun kimia. Tanaman yang sakit tidak boleh dibuang sembarangan, harus bijak, bisa dengan dibakar atau dibuang jauh dari lahan," katanya.
Untuk antisipasi yang akan datang, lanjut dia, pihaknya mengimbau mulai dari persemaian tembakau sebaiknya menggunakan abu tomang, abu dapur atau abu bekas pembakaran batu bata.
"Abu diyakini bisa menghambat pertumbuhan virus. Sebaiknya abu itu diberikan saat di persemaian atau saat mau pindah tanam dan setiap lubang di beri abu," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, tembakau yang mengidap penyakit keriting disebabkan benih yang sebelumnya memang mengandung virus tersebut karena sifat virus bisa bertahan membentuk kapsul pelindung dan akan muncul lagi jika ada tanaman yang sesuai, sehingga hal itu juga perlu diperhatkan oleh petani.
Sementara Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo Ahmad Mudzakir mengatakan serangan virus keriting terjadi hampir merata di tujuh kecamatan sentra tembakau di wilayah setempat.
"Bahkan dari tanaman tembakau yang ditanam, sebesar 25 persen dari realisasi tanam sebesar 7.883 hektare terserang virus keriting yang merupakan data kumulatif kurun waktu penanaman tembakau pada Mei-Agustus 2017," katanya.(*)