Jember (Antara Jatim) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Jember, Jawa Timur memprediksi inflasi bulan Agustus 2017 di wilayah setempat menurun dibandingkan inflasi bulan Juli 2017.
"Pada bulan Agustus 2017, Kabupaten Jember diperkirakan akan mengalami inflasi pada kisaran -0,07 persen hingga 0,03 persen (month to month) atau secara tahunan sebesar 3,87 persen hingga 3,97 persen," kata Wakil Ketua TPID Jember Achmad Bunyamin usai rapat TPID di Kantor Bank Indonesia Jember, Rabu.
Kabupaten Jember pada Juli 2017 mengalami inflasi sebesar 0,07 persen yang dipicu dengan kenaikan harga elpiji, garam, telur ayam ras, cumi-cumi, beras, pindang asin, jagung muda, udang basah, apel, dan ikan asin.
"Tekanan inflasi pada bulan Agustus 2017 diperkirakan menurun karena telah berakhirnya periode hari besar keagamaan," ucap Achmad Bunyamin yang juga Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember.
Ia mengatakan tekanan inflasi diperkirakan berasal dari biaya pendidikan yang belum diperhitungkan sepenuhnya pada bulan Juli 2017, sedangkan kenaikan tarif angkutan kereta api, dan udara relatif lebih terkendali.
"Produksi komoditas strategis seperti daging ayam ras, daging sapi, dan telur ayam ras diperkirakan akan lebih optimal, sehingga inflasi diprediksi turun pada Agustus 2017 dengan laju inflasi berkisar -0,07 persen hingga 0,03 persen," katanya.
Menurutnya beberapa faktor pendorong inflasi yakni kenaikan harga pada komoditas rokok akibat kenaikan tarif cukai di awal tahun 2017 dan didorong pula oleh relatif terhambatnya masa tanam tembakau virginia dan kasturi; kemudian peningkatan biaya pendidikan tahun ajaran baru yang belum tercermin dalam indeks harga konsumen dan inflasi bulan Juli 2017.
"Kenaikan tarif moda transportasi menjelang kegiatan Jember Fashion Carnaval (JFC) dan potensi kenaikan harga elpiji pada akhir triwulan ketiga 2017 juga menjadi faktor yang mendorong laju inflasi," tuturnya.
Sedangkan faktor penghambat inflasi yakni kondisi cuaca yang cukup kondusif untuk mendukung produksi pangan terutama musim tanam September 2017, kemudian pasokan cabai rawit diperkirakan masih mencukupi hingga akhir tahun, meskipun panen akan cenderung menurun dan terbatas pada September 2017.
"Terjaganya pasokan bawang merah mengingat jumlah stok bawang merah di Probolinggo dan Brebes sebagai pemasok bawang merah ke wilayah Keresidenan Besuki dan Lumajang menjadi faktor penahan inflasi di Jember," katanya.
Untuk itu, lanjutnya, usulan tindak lanjut rekomendasi TPID dalam rangka mitigasi risiko inflasi di Kabupaten Jember yakni stabilitas harga pangan dengan mengoptimalkan gerakan stabilisasi pangan dalam rangka pengendalian harga menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Kemudian melaksanakan operasi pasar untuk komoditas pangan strategis yang berpotensi mengalami kenaikan menjelang Hari Raya Kurban dan memaksimalkan lumbung pangan yang berperan dalam stabilisasi harga," uajrnya.(*)