Tulungagung (Antara Jatim) - RSUD dr Iskak Tulungagung, Jawa Timur, Rabu melakukan vaksinasi campak
dan rubella (measles and rubella/MR) terhadap 13 anak dengan faktor
risiko kondisi ikutan pasca-imunisasi (KIPI) sehingga tidak bisa
ditangani petugas medis tingkat puskesmas ataupun tim imunisasi MR di
sekolah-sekolah.
Kabid Informasi dan Pemasaran RSUD dr Iskak Mochammad Rifai
mengatakan, layanan imunisasi MR dilakukan di poli anak, khusus untuk
pasien rujukan puskesmas karena kondisi anak yang memiliki potensi
risiko efek samping pascavaksinasi.
"Pelayanan imunisasi untuk pasien KIPI ini tertentu sesuai pengajuan dari puskesmas-puskesmas," tutur Rifai.
Ia belum bisa mengkonfirmasi jumlah pasien anak berstatus KIPI
tersebut karena dimungkinkan rujukan dari puskesmas dilakukan
bergelombang.
"Layanan ini gratis sama sekali untuk meyukseskan program imunisasi
MR di kelompok anak usia sekolah tingkat TK, SD dan SMP serta balita,"
ucapnya.
Dokter anak di Poli Anak RSUD dr Iskak, dr Emi Yuliati mengatakan,
protokol dalam pelaksanaan program imunisasi MR bagi anak dengan faktor
risiko kondisi ikutan pascavaksinasi tidak boleh dilakukan oleh petugas
tingkat puskesmas, karena peralatan yang tidak lengkap.
Mmenurut Emi, seperti juga obat dan vaksi lain, vaksinasi MR juga
berpotensi memunculkan efek samping pada peserta imunisasi jika ada pola
penolakan dari dalam tubuh terhadap obat yang disuntikkan.
"Apalagi jika calon peserta atau pasien bersangkutan memiliki
riwayat penyakit/klinis tertentu, seperti lemah jantung, talasemia,
alergi obat dan semacamnya. Harus dirujuk ke RSUD untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Sebanyak 13 pasien anak berstatus KIPI yang dirujuk ke poli anak
RSUD dr Iskak beberapa di antaranya direkomendasikan untuk kembali
menjalani rawat jalan di rumah sakit daerah tersebut.
Salah satu di antaranya bahkan mengalami demam tinggi disertai munculnya bintik-bintik berwarna mera di sekujur tubuh.
Menurut Sulis, orang tua bocah bernama Mohammad Rega (8) asal
Kecamatan Gondang itu, anaknya mengalami gejala alergi sehari setelah
disuntik vaksin MR di sekolahnya lalu dia beri obat antibiotik namun
justru demam tinggi dan muncul gejala klinis di kulit.
"Sementara anak ini harus istirahat total, minum air putih yang
banyak dan tiga hari lagi supaya di bawa ke rumah sakit untuk
pemeriksaan lanjutan," kata dr Emi kepada Sulis.
Saat dikonfirmasi, dr Emi mengakui ada dugaan Mohammad Rega
mengalami gejala klinis tersebut sebagai dampak penyuntikan vaksin MR
yang kemudian dipicu antibiotik yang ditolak oleh sistem kekebalan tubuh
si pasien.
"Nanti akan diperiksa lagi dan pasien sebaiknya dirawat di ruang
terpisah/tertutup agar tidak berisiko menular pada anak lain," ujar Emi.(*)
Belasan Anak Tulungagung Berstatus "KIPI" Disuntik MR
Rabu, 23 Agustus 2017 16:37 WIB
Menurut Emi, seperti juga obat dan vaksin lain, vaksinasi MR juga berpotensi memunculkan efek samping pada peserta imunisasi jika ada pola penolakan dari dalam tubuh terhadap obat yang disuntikkan.