Jember (Antara Jatim) - Anak-anak difabel dan mantan pasien bibir sumbing tampil dalam Jember Fashion Carnival (JFC) Kids yang diikuti ratusan peserta dari siswa taman kanak-kanak hingga sekolah dasar dengan tema "Victory" di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis sore.
Bupati Jember Faida yang didampingi istri Wakapolri Mulyani Syafrudin dan istri Kapolda Jatim Lita Mahfud Arifin memberangkatkan peserta defile JFC Kids dari arena catwalk tepatnya di depan Kantor Pemkab Jember.
"JFC adalah satu-satunya karnaval inklusi yang telah diakui dunia karena dalam penyelenggaraannya, terdapat peserta Kids Karnaval dengan defile yang diikuti oleh anak-anak difabel yang kemampuannya tidak kalah dengan yang lainnya, baik karya baju, kreasi dan tariannya," kata Bupati Faida dalam sambutannya.
Ia mengaku sangat bangga dengan JFC dengan segala prestasinya karena JFC telah mendunia dan telah membuktikan bahwa daya cipta karya kreasi bidang fesyen di Jember mampu menembus perhatian dunia dan mengangkat nama Kota Jember sebagai kota karnaval Indonesia.
Menurutnya sebanyak 16 kali peragaan busana JFC digelar secara rutin, sehingga menjadi alasan kebanggaan Kabupaten Jember kepada JFC karena maha karya besar itu dipersembahkan untuk semua kalangan dan untuk Indonesia.
"Para peserta JFC Kids bukan berarti karnaval kecil, tetapi karnaval oleh si kecil dengan prestasi besar dari Jember untuk Indonesia dan dunia. Saya bangga JFC bukan karena lain hal, tetapi karena JFC telah membuktikan bahwa kreasi karnaval itu dipersembahkan untuk semua pihak," tuturnya.
Ia mengucapkan terima kasih kepada JFC dan kepada Presiden JFC Dynand Fariz yang telah memberikan kesempatan semua anak di Jember terlibat, bahkan kabupaten hingga provinsi lain dapat terlibat menjadi peserta.
"Anak-anak tetap tampil memukau dengan kostum yang dibuat sendiri bersama orang tuanya dan saudara-saudaranya dalam JFC Kids, sehingga kami ucapkan terima kasih kepada para orang tua mereka," kata Presiden JFC Dynand Fariz di Jember.
Ratusan anak-anak tetap ceria berlenggak-lenggok dengan kostum mereka di "catwalk" Jalan Sudarman, meskipun hujan gerimis hingga agak deras mengguyur lokasi digelar nya JFC Kids tersebut.
Beberapa defile yang ditampilkan dalam JFC Kids sama dengan grand JFC yakni Srivijaya Empire, Bali, King of Papua, Mystical Toraja, Siger Crown Lampung, Borneo, Chronicle of Borobudur, Mythical Toraja, Worderful of Betawi.
Ia berharap kreativitas para peserta JFC Kids bisa menginspirasi anak-anak lainnya untuk tetap berkarya dalam membuat kostum atau seni lainnya yang spektakuler karena keikutsertaan anak-anak mendorongnya untuk kreatif.
Tema besar dalam JFC ke-16 yakni "Victory" yang berarti kemenangan JFC dalam mengukir prestasi di dunia internasional dan kemenangan tersebut akan ditampilkan dalam bentuk parade dari 13 penghargaan yang didapatkan JFC.
Sementara salah seorang peserta Devita mengaku bangga bisa menggunakan kostum defile Chronicle of Borobudur dalam parade karnaval JFC Kids yang menjadi agenda tahunan di Kabupaten Jember.
"Saya dibantu orang tua dan saudara untuk membuat kostum berupa stupa Borobudur dan dengan membuat kostum ini membuat saya lebih banyak tahu tentang Borobudur yang menjadi salah satu keajaiban dunia," ucap siswa sekolah dasar itu.
Hujan deras yang mengguyur kota Jember tersebut tidak menyurutkan peserta JFC Kids untuk tetap berlenggak-lenggok di jalan raya sesuai rute yang dilalui dari alun-alun Jember hingga di depan Lippo Plaza Jember.
Defile Bali dengan tarian kecaknya menutup rangkaian acara JFC Kids dan Presiden JFC Dynand Fariz juga turun di "catwalk" mengiringi tarian kecak Bali tersebut, bahkan Dynand melakukan sujud syukur karena terharu dengan penyelenggaraan JFC yang sudah ke-16 kalinya digelar dan mendapatkan berbagai prestasi di kancah internasional.(*)