Jember (Antara Jatim) - Sebuah perahu yang membawa 24 anak buah kapal diterjang ombak hingga terbalik yang menyebabkan satu nelayan meninggal dunia, satu nelayan hilang, dan dua nelayan mengalami luka-luka di pintu masuk perairan Plawangan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
"Memang terjadi kecelakaan laut di Perairan Puger yang menyebabkan satu korban meninggal dunia, satu orang hilang, dan dua orang yang mengalami luka-luka langsung dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Puger," kata Kepala Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Jember AKP Hari Pamuji di Jember.
Nelayan yang meninggal dunia yakni P. Wage (60) warga Desa Lojejer-Kecamatan Wuluhan, kemudian nelayan yang dinyatakan hilang Yanto (33) warga Kabupaten Pasuruan, sedangkan dua korban yang mengalami luka-luka yakni Fendik (27) warga Desa Lojejer-Kecamatan Wuluhan dan Suryanto (32) warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger.
"Berdasarkan keterangan saksi Slamet dan Suhartono yang merupakan anak buah kapal (ABK) menyebutkan perahu yang terbalik dan karam diterjang ombak di Plawangan Puger itu dinakhodai oleh Romli, warga Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger," tuturnya.
Perahu "Buronan" dihantam ombak tepat di Plawangan Puger, sehingga menyebabkan perahu yang berisi 24 ABK terbalik dan karam, sehingga para ABK masing-masing menyelamatkan diri, namun ada beberapa ABK tidak bisa berenang hingga tenggelam diterjang gelombang laut.
"Kerugian terbalik dan karamnya kapal di Plawangan Puger tersebut ditaksir mencapai Rp100 juta," katanya.
Ia menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan yakni menerima laporan, mendatangi lokasi terbaliknya perahu, mengamankan perahu yang berhasil diselamatkan bersama barang-barang yang ada diatas nya, memeriksa korban dan saksi-saksi.
"Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti Basarnas, BPBD, TNI AL, dan sukarelawan SAR untuk melakukan pencarian nelayan yang hilang di Perairan Puger tersebut," ujarnya.
Saat terjadi kecelakaan laut tersebut, lanjut dia, ketinggian gelombang laut berkisar 1,5 meter hingga 2,2 meter dengan kecepatan angin kph dan kecelakaan laut sering kali terjadi di Plawangan Puger karena pemecah ombaknya rusak.
"Pencarian nelayan hilang dihentikan sementara karena gelombang cukup tinggi dan sore hari tidak maksimal melakukan pencarian korban, sehingga pencarian nelayan yang hilang akan dilanjutkan pada Minggu (23/7) pagi.
Selama sepekan terakhir, sudah dua kecelakaan laut terjadi di Plawangan Puger karena sebelumnya kecelakaan laut terjadi pada Sabtu (15/7) yang menyebabkan satu nelayan hilang dan ditemukan meninggal dunia.(*)