Malang, (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang dan Badan Ekonomi Kreatif (Berkraf) menandatangani naskah kerja sama (nota kesepahaman) untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif, khususnya untuk subsektor Game Aplikasi dan Kuliner.
"Dua subsektor yang menjadi andalan Kota Malang ini berdasarkan penilaian tim independen dengan melibatkan para ahli dan akademisi. Harapan kami Kota Malang menjadi percontohan an yang terbaik di Tanah Air dalam mendorong pengembangan ekonomi kreatif," kata Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Sungkari di sela penandatanganan MoU di balai Kota Malang, jawa Timur, Selasa malam.
Ia menagtakan uji petik sudah dilakukan di berbagai daerah termasuk Kota Malang. Dengan berkembangnya ekonomi kreatif ini, ke depan mampu menjadi solusi dan bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan hidupnya.
Penandatangan berita acara ini, kata Hari, merupakan bentuk komitmen dari Pemkot Malang dan Bekraf untuk fokus mengembangkan dua sektor yang sudah diputuskan dalam uji petik, yakni Game Aplikasi dan Kuliner. "Penandatanganan ini adalah bentuk komitmen pemerintah daerah meningkatkan ekonomi kreatif," terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Moch Anton mengatakan potensi pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang memiliki sendi penopang yang sangat kuat. Selain itu, potensi sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dari anak muda kreatif yang tergabung dalam Malang Creative Fusion (MCF), kehadiran 55 perguruan tinggi sebagai sarana pengembangan dari sisi akademis juga sangat mendukung.
"Waktu awal Pemkot Malang membentuk MCF, kami sudah melihat potensi besar itu, sehingga saat ini bisa ditunjukkan hasil nyata dan akan terus kami kembangkan, bahkan kalau memungkinkan ekspansi untuk mengembangkan subsektor lainnya yang potensial," katanya.
Pertumbuhan ekonomi Kota Malang rata-rata mencapai angka 5,6 persen dengan tingkat inflasi yang cukup rendah yakni 2,6 persen. Hal itu menunjukkan jika selama ini berbagai sektor termasuk sektor ekonomi kreatif berperan ckup penting. "Kota Malang ini memiliki penduduk yang padat, dan masalah besar dari segi ekonomi adalah inflasi, namun dengan adanya anak muda kreatif ini angka inflasi bisa kami tekan dan lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Timur," ujarnya.
Pada kesempatan itu, wali kota menekankan jika selama ini ada 16 subsektor ekonomi kreatif di Kota Malang sudah berjalan dengan baik, dan fokus pada beberapa sektor yang menjadi andalan memang perlu dilakukan, sehingga pemerintah mengajukan tiga jenis andalan di dunia ekonomi kreatif untuk dilakukan uji petik. "Pemkot Malang akan berkomitmen untuk itu," tandasnya.
Kepala Baretlinbang Kota Malang Wasto menambahkan selama ini para pelaku industri kreatif di Kota Malang sudah menjalin kerja sama internasional untuk pemasarannya, bahkan dalam kerja sama "sister city" dengan Korea Selatan disepakati untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk produk makanan olahan yang menjadi andalan, sehingga sektor kuliner ini bisa diandalkan.
"Pemkot akan memberikan bantuan agar kualitas dan kuantitas produk bisa ditingkatkan dan berdaya saing tinggi serta mampu bersaing dengan produk-produk 'branding' internasional," ucapnya.
Pertumbuhan industri ekonomi kreatif di Kota Malang dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan grafik positif. Munculnya para startup baru di dunia industri kreatif itu menunjukkan komitmen yang kuat dari Pemerintah Kota Malang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari sektor ini.
Melihat tumbuh dan kembangnya industri kreatif tersebut, Pemkot Malang mengajukan diri untuk dilakukan uji petik terhadap tiga subsektor ekonomi kreatif yang menjadi prioritas kepada Tim Pemeringkatan Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) di bawah naungan Bekraf Republik Indonesia.
Kota Malang termasuk dari 40 kota/kabupaten yang sudah didatangi oleh Tim PMK3I untuk mendorong ekonomi kreatif. (*)
Pemkot Malang-Berkraf Sepaham Kembangkan Ekonomi Kreatif
Rabu, 21 Juni 2017 7:50 WIB