Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terus berupaya melacak keberadaan orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ yang hidupnya masih terbelenggu pasungan.
"Kami terus lacak keberadaan ODGJ yang masih dalam pasungan ini dengan mengirim petugas monitoring di setiap kecamatan," kata Kepala Dinkes Tulungagung Mochammad Mastur di Tulungagung, Rabu.
Teknis pelacakan menurut dia dilakukan secara normatif, dengan membangun koordinasi dengan jajaran petugas kesehatan hingga tingkat desa/kelurahan serta komunikasi intensif dengan pihak perangkat di lembaga struktural terkait, seperti kecamatan-desa, kepolisian, TNI maupun elemen masyarakat.
Mastur memastikan jika dalam proses "surveliance" atau pengamatan lapangan itu masih ditemukan ODGJ dalam pasungan, Dinkes Tulungagung berkomitmen untuk melakukan evakuasi menuju RS Jiwa Lawang, Malang guna menjalani terapi penyembuhan.
"Relawan yang dikerahkan ini dari internal jajaran dinkes di puskesmas kecamatan dan polindes. Jadi tidak dibayar, mereka bekerja sukarela demi menyukseskan program Jawa Timur bebas pasung pada 2017," katanya.
Jika mengacu data ODGJ dalam pasungan yang dikantongi Dinkes Tulungagung, Mastur memastikan keseluruhan yang tercatat sejumlah 35 orang telah dibawa ke RSJ Lawang, secara bertahap.
Dari jumlah itu, 15 ODGJ yang telah menjalani masa terapi dan dinyatakan sembuh sudah dipulangkan ke keluarga masing-masing, atau dikirim ke Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) di Kediri untuk eks-ODGJ muda. Sementara untuk yang tua tapi dinyatakan telah sembuh dikembalikan ke keluarganya.
Di Liponsos ini, kata Mastur, para mantan ODGJ ini dilatih berkarya dan berproduksi di bawah pembinaan pegawai dan terapis ahli di Liponsos Kediro.
"Setelah kemarin kami kirim lagi sisa ODGJ sebanyak 12 orang, total saat ini masih ada 20 ODGJ yang dalam perawatan RSJ Lawang," katanya.
Sementara untuk kasus ODGJ yang tidak pasung, dinkes akan terus melakukan pemantauan.
Selain itu, dinkes juga berkomitmen memberikan obat serta mengedukasi keluarga untuk sadar pentingnya obat untuk ODGJ tersebut.
"Pemantauan tetap. Bahkan kami juga akan terus memberikan pengawasan ketika ada kasus ODGJ pasung baru," katanya.(*)