Malang, (Antara Jatim) - Bank Rakyat Indonesia terus berusaha memberikan sejumlah kemudahan akses permodalan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tujuannya agar bisa berkembang dan membangkitkan ekonomi rakyat.
"Masalah yang paling dikeluhkan bagi UMKM saat ini adalah pemasaran dan modal. Namun yang paling sering adalah kendala modal," kata Direktur Manajemen Risiko Kredit BRI, Susy Liestiowaty di Malang, Jumat.
Susy yang ditemui usai membuka Parade UMKM BRI di Kawasan Stadion Gajayana, Malang mengatakan salah satu upaya kemudahan yang diberikan BRI adalah dengan pemberian kredit melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), ditambah sejumlah kredit-kredit lainnya.
Pemberian akses kemudahan permodalan ini, kata dia, karena BRI menganggap potensi UMKM sangat bagus, dan mampu bertahan saat krisis global melanda beberapa waktu lalu.
"Ini memberikan suatu tantangan bagi kami, dan kami terus berusaha meningkatkan peran dalam menunjang dan membantu pelaku UMKM," katanya.
Selain itu, kata Susy, BRI juga mendorong pengembangan bisnis UMKM dengan memberikan pendidikan dan kepelatihan, agar produk-produknya mempunyai daya saing sehingga bisa naik kelas di tingkat nasional atau bahkan internasional
"Kami juga membangun rumah kreatif untuk pemberdayaan dan ada juga parade UMKM seperti saat ini, agar pengusaha baru bisa datang dan bertanya," katanya.
Divisi Marketing Coomunication BRI, Firman Taufick mengatakan untuk parade UMKM BRI digelar mulai hari ini hingga 21 Mei 2017 dengan melibatkan sekitar 122 gerai dengan beragam produk.
"Sasaran parade ini adalah wadah pertemuan UMKM dan calon pembeli. Kami juga siapkan agar mereka belajar pengemasan dan jadi pengusaha," katanya.
Sementara itu, parade UMKM BRI di Malang mengusung tema "UMKM Kreatif Berbasis Digital" dan akan dipusatkan di Lapangan Parkir Stadion Gajayana.
Pagelaran di Malang, merupakan kota kedua dari rangkaian 17 kota Parade UMKM BRI yang akan digelar hingga akhir 2017, dengan membagi beberapa jenis UMKM, seperti fashion, foodcourt, industri kreatif, makanan olahan dan kain khas daerah.(*)