Tulungagung (Antara Jatim) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggelar lomba senam program layanan penyakit kronis atau prolanis yang diikuti lebih dari seribu peserta di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat.
Acara yang diselenggarakan di halaman GOR Lembupeteng sejak pukul 06.00 WIB itu berlangsung meriah dan diikuti berbagai kelompok senam prolanis dari 19 kecamatan yang ada di wilayah tersebut.
Tak hanya senam bersama, BPJS Kesehatan juga memanfaatkan kegiatan itu untuk melakukan sosialisasi peningkatan pemahaman tentang prolanis, baik selama digelarnya senam bersama maupun melalui forum seminar di dalam GOR Lembupeteng usai olahraga.
"Gebyar prolanis ini merupakan salah satu bentuk optimalisasi prolanis di wilayah Kabupate Tulungagung," Kepala BPJS Kesehatan Kabupaten Tulungagung Santu Hariance dikonfirmasi usai gelaran Gebyar Prolanis di GOR Lembupeteng, Tulungagung.
Ia mengatakan, hingga saat ini ada 60 klub prolanis terbentuk di seluruh wilayah Tulungagung sebagai wujud dukungan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) untuk meningkatkan pemeliharaan kesehatan bagi peserta prolanis.
"Jadi prolanis ini adalah sistem yang memadukan antara pentatalaksanaan layanan kesehatan dan komunikasi dengan kelompok peserta penyakit tertentu melalui penanganan penyakit secara mandiri," kata
Ia menambahkan, peserta BPJS untuk kelompok prolanis menjadi perhatian khusus mereka. Alasannya, selain memang menjadi program nasional yang diinisiasi oleh BPJS kesehatan, Santu mengatakan jumlah penderita penyakit kronis terus meningkat.
Saat ini saja di wilayah tugas BPJS Kesehatan Tulungagung yang meliputi Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan, volume peserta BPJS yang memiliki riwayat penyakit kronis jenis diabetes melitus dan hipertensi (dua jenis penyakit yang masuk prolanis) mencapai 10 persen dari total kepesertaan.
Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, menurut data BPJS kesehatan, angka kepesertaan mencapai 51 persen dari total jumlah penduduk yang mencapai 1,1 juta jiwa.
"Kami tidak hafal persis detail angkanya, tapi estimasi kepesertaan prolanis saat ini sekitar 10-an persen, dan mungkin terus bertambah," ujarnya.
Untuk kepesertaan prolanis di wilayah Tulungagung sampai saat ini ditaksir mencapai 4 ribu lebih.
Mereka tergabung dalam 60 klub senam prolanis yang tersebar di berbagai pelosok daerah di Tulungagung, namun jumlah penderita penyakit kronis yang sudah tergabung dalam BPJS Kesehatan diperkirakan jauh lebih banyak lagi.
"Program pengelolaan penyakit kronis sebenarnya ada sembilan penyakit kronis. Tapi khusus untuk yang tergabung dalam klub prolanis, saat ini kami mengelola untuk dua diagnosa dulu, yaitu diabetes dan hipertensi, karena memang dua penyakit kronis itu yang paling banyak," kata Kepala Unit Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tulungagung Kartika widyastuti.
Dijelaskan, hingga 18 Mei 2017, fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah bekerja sama dengan BPJS kesehatan cabang Tulungagung yang meliputi tiga kabupaten (Tulungagung, Trenggalek, Pacitan) berjumlah 140 FKTP.
Rinciannya, kata Kartika, terdiri dari 31 puskesmas, delapan klinik, 24 dokter praktek perorangan, 9 dokter gigi praktek perorangan di wilayah Tulungagung; 22 puskesmas empat klinik pratama, delapan dokter praktek perorangan, dua dokter gigi praktek perorangan di wilayah Kabupaten Trenggalek.
Sementara di wilayah Kabupaten Pacitan, lanjut dia, FKTP yang sudah bekerjasama dengan BPJS terdiri dari 24 puskesmas, dua klinik pratama, lima dokter praktek perorangan dan satu dokter praktek perorangan. (*)