Kediri (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Kediri, Jawa Timur, melakukan operasi pasar untuk menekan harga agar lebih stabil, yang direncanakan selama dua pekan.
"Kami lakukan itu agar ada efek psikologis, karena harga yang tiap tahun selalu naik," kata Kepala Bulog Subdivre Kediri Rachmat Syahjoni Putra di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, operasi pasar itu rencananya akan digelar selama dua pekan, mulai Rabu ini. Sejumlah bahan pokok dijual dalam operasi pasar, yaitu beras, minyak goreng, tepung, gula pasir, dan bawang merah.
"Kami jualan ke pasar dengan perbanyak komoditas. Kami tambahkan bawang merah dan rencanaya besok akan menambahkan bawang putih," ujarnya.
Dalam operasi pasar itu, Bulog Kediri menetapkan ada lima titik di Kota Kediri dan Kabupaten Nganjuk serta 10 titik lainnya yang merupakan mitra, rumah pangan kita (RPK). Lokasinya juga tersebar di seluruh wilayah Bulog Kediri, termasuk Kabupaten Kediri.
Ia menyebut, untuk jumlah komoditas setiap titik juga beragam. Di Pasar Bandar, Kota Kediri, komoditas beras hingga 100 karung dengan isi masing-masing 5 kilogram dengan harga Rp41.500 per 5 kilogram untuk medium dan Rp43 ribu per 5 kilogram untuk beras premium.
Sementara, bawang merah hingga 20 kilogram dengan harga Rp21 ribu per kilogram, minyak goreng hingga 72 liter dengan harga Rp11 ribu per satu liter. Dan, harga gula pasir Rp12 ribu per kilogram.
Ia menambahkan, jumlah komoditas tersebut memang masih minim, namun saat ini sejumlah bahan pokok sudah dalam perjalanan ke Bulog Kediri. Dengan itu, untuk komoditas yang dijual bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Joni pun mengatakan, dalam operasi pasar tersebut rencananya memang juga akan menjual komoditas bawang putih. Salah satunya, demi menstabilkan harga bawang putih yang saat ini sudah naik.
Untuk bawang merah, ia mengatakan juga dijual dalam operasi pasar. Komoditas tersebut diambil dari Kabupaten Nganjuk, yang memang sentra bawang merah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto memrediksi pada Mei 2017 akan terjadi inflasi, yang salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
Djoko menyebut, dengan kenaikan yang terjadi saat ini sudah di luar kontrol, sebab sudah menjadi kebijakan dari pusat. Namun, ia mengaku bersyukur sebab pasokan bahan pokok cukup, sehingga memicu terjadinya deflasi.
"Sementara, kami bersyukur, karena bahan pokok deflasi. Kami berharap kondisi stabilnya harga bahan pokok itu bisa terus terjaga hingga akhir tahun," kata Djoko. (*)