"Biasanya ampas kopi tidak lagi memiliki nilai guna setelah kita selesai meminum kopi tersebut," kata Vania saat ditemui di kampusnya, Senin,
Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam 10 besar penghasil kopi di dunia. Akan tetapi, tidak banyak yang menyadari bahwa ampas kopi dapat menjadi hal yang berguna.
Berangkat dari kurangnya pemanfaatan ampas kopi, ia berinovasi dengan menghasilkan memanfaatkan ampas kopi.
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses aktivasi dengan larutan asam klorida (HCl) terhadap karakteristik dan kemampuan adsorpsi biosorben dari ampas kopi," katanya.
Dia menjelaskan, bahan dasar yang digunakan cukup sederhana yakni ampas kopi robusta yang sudah dicuci dengan aquades hingga filtratnya jernih dan dikeringkan. Ampas kopi tersebut dikarbonisasi terlebih dahulu dengan variasi suhu menggunakan tube furnace yang menghasilkan karbon ampas kopi.
Seusai dikarbonisasi selama tiga jam, karbon ampas kopi diaktivasi menggunakan larutan asam klorida dengan variasi konsentrasi selama 24 jam.
"Proses terakhir ialah pencucian biosorben ampas kopi menggunakan aquades hingga PH nya mencapai lima dan pengeringan di dalam oven selama tiga jam. Biosorben dari ampas kopi yang sudah jadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyerap berbagai jenis logam berat salah satunya timbal," katanya.
Melalui skripsinya Vania berharap bahwa kedepannya ampas kopi tidak lagi menjadi barang yang hanya dibuang begitu saja, akan tetapi menjadi barang yang bernilai guna tinggi. "Semoga pemanfaatan ampas kopi dapat lebih maksimal lagi," ujarnya.(*)