Tulungagung (Antara Jatim) - Kepolisian Sektor Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menyelidiki kasus percobaan pembunuhan yang menyebabkan dua orang korban, masing-masing ibu-anak mengalami sejumlah luka tusukan di tubuh dan tangannya.
"Kami masih menyelidiki mengenai motif penganiayaan ini, sementara pelaku juga dalam pengejaran," kata Kapolsek Rejotangan AKP Alpho Gohan di Tulungagung, Sabtu.
Kasus percobaan pembunuhan itu, menurut keterangan Alpho Gohan, terjadi sekitar pukul 04.00 WIB, saat korban Siti Robikah (45) yang tinggal di Desa Tegalrejo, Kecamatan Rejotangan, terbangun guna menjalankan ibadah shalat subuh di rumahnya.
Namun sesaat sebelum beranjak dari tempat tidur, Robikah yang sempat mendengar ada suara orang masuk rumah tiba-tiba diserang menggunakan gunting dan obeng.
"Ketika dianiaya oleh pelaku, korban hanya bisa berteriak dan melindungi anaknya yang pada saat itu pula tidur bersamannya di ruang keluarga," katanya.
Teriakan Siti Robikah dan anaknya Ahmad Solekan (14) membuat pelaku yang beraksi sendirian segera kabur dengan cara mendobrak jendela rumah bagian belakang.
Menurut Alpho Gohan setelah mendapat informasi dari saksi warga, pelaku yang diidentifikasi berperawakan kecil dan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit, langsung melarikan diri sebelum warga berdatangan ke rumah korban yang ada di tepi Sungai Brantas.
"Sayang nopol (nomor polisi) dan ciri-cirinya tidak ada yang jelas, karena saksi melihat dari kejauhan dan kondisi masih agak gelap," katanya.
Sementara, warga yang mendengar teriakan korban mulai berdatangan untuk memberikan pertolongan kepada korban dan anaknya, dengan membawanya ke puskesmas.
Namun karena luka yang diderita kedua korban cukup serius, ibu-anak itu kemudian dilarikan ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
Alpho menambahkan, dari olah TKP ada beberapa barang yang diduga milik pelaku tertinggal di lokasi kejadian, seperti gunting, obeng dan sandal. "Kini petugas masih memburu pelaku," katanya. (*)
Polisi Tulungagung Tangani Percobaan Pembunuhan Ibu-Anak
Sabtu, 18 Maret 2017 17:26 WIB
Ketika dianiaya oleh pelaku, korban hanya bisa berteriak dan melindungi anaknya yang pada saat itu pula tidur bersamannya di ruang keluarga.