Surabaya (Antara Jatim) - Para pemuda aktivis pecinta alam di Surabaya yang tergabung dalam Generasi Olahraga Gunung dan Orientasi Rimba (Gogor) menyosialisasikan bahaya limbah plastik kepada masyarakat yang menghuni di sepanjang sungai Simo Kalangan, Kelurahan Simomulyo, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya.
"Kita di sini sekaligus memperingati hari Peduli Sampah Nasional," kata Koordinator Peringatan Peduli Sampah Nasional Gogor Fatkhur Rozi di lokasi sosialisasi, Minggu.
Sosialisasi yang dilakukan para aktivis pecinta alam dari berbagai kampung di Surabaya itu diawali kerja bakti dengan turun memungut sampah yang berserakan di sepanjang sungai Simo Kalangan.
Menurut Rozi, lokasi sungai Simo Kalangan dipilih di antara banyak pilihan area langganan banjir di Surabaya lainnya karena baru dua hari yang lalu kawasan itu dilanda banjir.
"Kawasan ini memang langganan banjir. Makanya kita kerja bakti bersih-bersih sampah di sini, sekaligus memberi edukasi kepada warga agar tidak membuang sampah ke dalam sungai," katanya.
Khusus sampah plastik, Rozi menjelaskan, sangat susah untuk diurai secara alami. "Bahkan butuh waktu ratusan tahun bagi alam untuk mengurai sampah plastik," ujarnya.
Karenanya para aktivis pecinta alam tersebut menyerukan agar warga sekitar tidak membuang sampah ke dalam sungai. "Sekaligus kita beri penyuluhan kepada warga penanganan sampah plastik yang baik bagi lingkungan ke depan itu bagaimana," katanya.
Penyuluhan terkait penanganan sampah plastik, selain dilakukan dengan cara berdialog dengan warga, juga dilakukan dengan menyebar selebaran.
Ketua RW 7 Kelurahan Simomulyo Isroni berterima kasih kepada aktivis pecinta alam Gogor yang telah membantu melakukan kerja bakti membersihkan sampah di sepanjang sungai Simo Kalangan.
Isroni mengatakan, sungai ini selalu luput dari perhatian Pemkot Surabaya untuk dilakukan pengerukan. "Kita sudah ajukan pengerukan Sungai Simo Kalangan ke Pemkot Surabaya sejak tiga tahun yang lalu tapi belum ada respon sampai sekarang," ujarnya.
Padahal, lanjut Isroni, setiap turun hujan dengan intensitas tinggi, lingkungan tempat tinggalnya ini selalu banjir.
"Ditambah banjir kiriman dari Kampung Ngesong, yang datarannya lebih tinggi, maka yang terendam tak hanya warga di sepanjang Sungai Simo Kalangan saja, tapi juga menyengsarakan warga hingga ke utara sana, Simo Rejo dan Simo Rukun, yang masih di lingkup Kelurahan Simomulyo," ujarnya. (*)