Jember (Antarajatim) - Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI I Made Sukadana mengatakan Kodam V/Brawijaya selaku komando teritorial secara struktural melalui Korem, Kodim, Koramil meminta Babinsa melakukan pendekatan kepada kelompok-kelompok radikalisme agar mereka kembali ke jalan yang benar.
"Upaya yang bisa dilakukan adalah melakukan pendekatan terhadap mereka atau kelompok yang dianggap radikal, sehingga tidak boleh dibiarkan dan babinsa sebagai ujung tombak TNI di masyarakat harus mendekati mereka supaya kembali ke jalan yang benar," katanya kepada sejumlah wartawan usai melantik pendidikan pertama Secaba PK tahun 2016 di Rindam Secaba Kabupaten Jember, Senin.
Menurutnya radikalisme ada karena minimnya pemahaman masyarakat terhadap agama serta beberapa faktor yang mempengaruhi seperti ideologi, kultural yang ada di masyarakat dan rendahnya kesejahteraan masyarakat.
"Faktor radikalisme itu terbentuk karena faktor ideologi dan kultural yaitu karena pemahamannya terhadap agama masih kurang, sehingga mudah terpengaruh oleh pihak-pihak lainnya," tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, faktor yang paling penting adalah domestik khususnya ekonomi kesejahteraan karena masyarakat di Indonesia yang miskin mudah terpengaruh dengan ajakan kelompok radikal dengan iming-iming sejumlah uang, sehingga hal itu yang digunakan oleh kelompok radikal untuk mempengaruhi mereka.
"Faktor ekonomi juga punya andil dalam pemahaman radikalisme di Indonesia, sehingga pimpinan teritorial punya kewajiban untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Untuk menangkal munculnya kelompok radikalisme, lanjut dia, TNI terus melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui sejumlah program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti rehabilitasi rumah layak huni dan terlibat di sektor pertanian.
"Petani diharapkan kembali menggarap sawahnya, sehingga bisa sejahtera dengan pendampingan anggota TNI secara terus-menerus. Kalau petani dan masyarakat sejahtera, maka mereka tidak akan terpengaruh dengan paham radikalisme itu," ujarnya.
Terkait pemetaan kelompok-kelompok radikalisme, ia mengatakan upaya pemetaan tersebut dilakukan oleh Polri bersama dengan TNI, kemudian dilakukan pendekatan secara persuasif kepada kelompok radikalisme.
"Kami bersama-sama dengan jajaran kepolisian melakukan langkah-langkah pendekatan yang tentunya sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh kelompok radikalisme, jadi kita mengedepankan pendekatan kesejahteraan," katanya.(*)