Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengajak masyarakat untuk membentuk bank sampah sebagai upaya mengurangi volume sampah yang setiap hari semakin banyak.
"Belum semua kelurahan ada bank sampah, sehingga mudah-mudahan ke depan semua kelurahan ada," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Selasa.
Wali Kota yang ditemui dalam kegiatan Puncak Penganugerahan Lomba Sekolah dan Lingkungan Sehat, Hijau, dan Indah Kota Kediri, di sebuah hotel wilayah Kota Kediri itu mengatakan budaya untuk membuang sampah ke tempat sampah terus digalakkan hingga saat ini.
Bahkan, pemerintah kota mengajak masyarakat membentuk bank sampah. Dengan itu, masyarakat diajari untuk mengolah sampah, jika anorganik ataupun yang tidak mudah membusuk, bisa diolah lagi. Di Kediri, hingga kini masih ada 100 bank sampah yang dikelola oleh masyarakat.
"Nanti gol nya di TPA itu organik saja, yang anorganik bisa dihabiskan di bank sampah, proses 'recycle' berjalan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kediri Didik Catur mengatakan volume sampah di Kota Kediri setiap harinya mencapai 120 ton, yang didominasi dari sampah rumah tangga.
Pihaknya mengatakan, volume sampah itu cukup besar. Bahkan, pemkot harus membuat TPA baru, sebagai tempat penampungan akhir sampah, sebab TPA yang lama sudah tidak difungsikan lagi.
Ia memang berupaya agar seluruh kelurahan di Kota Kediri mempunyai bank sampah, sehingga mereka bisa membuat beragam produk olahan sampah itu. Bahkan, mereka juga bisa mendapatkan nilai tambah dengan menjual beragam produk olahan tersebut.
"Sampah organik dan bungkus plastik masih ada. Jadi, dengan bank sampah nanti di TPA yang organik mudah terurai. Kami harapkan 30 persen sampah bisa dikelola mereka," harapnya.
Sementara itu, kegiatan Puncak Penganugerahan Lomba Sekolah dan Lingkungan Sehat, Hijau, dan Indah Kota Kediri, memberikan penghargaan pada tokoh yang peduli lingkungan, sekolah, maupun pengelola bank sampah. Acara itu juga dihadiri seluruh kader serta warga peduli sampah lainya. (*)