Madiun (Antara Jatim) - Satu rumah milik warga di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, roboh akibat tertimpa bencana tanah longsor yang melanda di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kamis.
Perangkat desa setempat Henry Kuwat mengatakan, rumah longsor tersebut adalah milik Sadinem yang merupakan rumah bantuan RTLH pada tahun 2014. Bangunan tersebut hampir seluruhnya roboh setelah tebing setinggi lebih dari 10 meter longsor akibat hujan deras yang melanda selama beberapa hari terakhir.
"Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Rumah tersebut dalam keadaan kosong karena penghuninya sudah mengungsi ke saudaranya di luar Jawa sejak dua bulan lalu," ujar Henry kepada wartawan di Madiun.
Menurut dia, penghuninya memang sengaja mengungsi karena tanah sekitar rumahnya yang rawan longsor. Tebing setinggi 10 meter tersebut dapat sewaktu-waktu longsor akibat kondisi tanah sekitar yang labil.
Benar saja, saat curah hujan sangat tinggi, tanah di sekitar tebing tersebut tidak mampu menahan gerusan air hujan secara terus-menerus hingga akhirnya longsor. Meski dalam keadaan kosong, warga dibantu anggota Koramil dan Polsek Wungu bergotong-royong membersihkan material longsor.
Henry meminta kepada warga yang tinggal di sekitar lahan rawan longsor agar waspada akan bahaya tanah longsor susulan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Jika kondisi sudah sangat membahayakan, warga diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti ke tempat saudara atau tetangga.
Data BPBD Kabupaten Madiun mencatat, ada sekitar 21 desa di lima kecamatan yang menjadi titik rawan longsor selama musim hujan berlangsug. Umumnya, desa tersebut berada di lereng Gunung Wilis.
Desa-desa rawan longsor tersebut berada di Kecamatan Dagangan ada enam desa meliputi Desa Mendak, Tileng, Padas, Ngranget, Segulung dan Ketandan. Kecamatan Wungu (Desa Kresek), Kecamatan Kare enam desa (Bodag, Kare, Randualas, Bolo, Kepel dan Cermo).
Kemudian, di Kecamatan Gemarang terdapat enam desa rawan longsor (Desa Winong, Batok, Durenan, Tawarngrejo, Gemarang, Nampu), sedangkan di Kecamatan Saradan dua desa (Sumberbendo dan Klangon).
"Warga yang tinggal di desa rawan longsor tersebut diminta waspada dan tanggap bencana. Seiring tingginya curah hujan, Pemkab Madiun menetapkan status siaga bencana hingga 31 Desember 2016," kata Kepala Pelaksanan BPBD Kabupaten Madiun Edi Harianto. (*)